Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Edukasi Pijat Commond Cold pada Balita sebagai Upaya Mengurangi Gejala Flu dan Batuk Emi Rafita Sari; Zahrotussalamah; Rini Susanti; Ari Widiyaningsih
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Massage is touch therapy from the masseuse's hands to a person's skin using certain movement techniques. Baby massage is health care in the form of touch therapy with certain techniques given to babies so that treatment and therapy can be achieved. One of the purposes of baby massage is to relieve colds/flu that occurs in children. The common cold (commond cold) is an upper respiratory tract infection that most often occurs in babies and children. Parents often look for ways to relieve cold symptoms in their babies, other than medication. One way you can try is baby massage. Baby massage has many benefits, including helping relieve nasal congestion, coughing, and improving sleep quality. Mothers lack knowledge regarding how to deal with flu symptoms by massaging babies, therefore this service activity was carried out in the Flamboyan toddler mother class in Tengaran Village to increase mothers' knowledge about baby massage as a common cold therapy. Participants were 10 mothers who had babies/toddlers at the toddler class activity on June 8 2024. The activity consists of 3 stages, namely presentation of material, demonstration and evaluation. The methods used are lectures, discussions and demonstrations. The evaluation results show an increase in knowledge from an average of 50% (pretest) to 80% (posttest). It is hoped that mothers can practice massage for their babies/toddlers who have a cold.   Abstrak Pijat merupakan terapi sentuhan dari tangan pemijat kepada kulit seorang dengan Teknik-teknik Gerakan tertentu. Pijat bayi merupakan perawatan Kesehatan berupa terapi sentuh dengan teknik-teknik tertentu yang diberikan kepada bayi sehingga pengobatan dan terapi dapat tercapai. Salah satu tujuan pijat bayi adalah untuk meredakan pilek/flu yang terjadi pada anak. Pilek biasa (commond cold) merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Orangtua seringkali mencari cara untuk meredakan gejala pilek pada bayinya, selain dengan obat-obatan. Salah satu  cara yang dapat dicoba adalah dengan pijat bayi. Pijat bayi memiliki banyak manfaat, termasuk membantu meredakan hidung tersumbat, batuk, dan meningkatkan kualitas tidur. Kurangnya pengetahuan ibu terkait cara mengatasi gejala flu dengan memijat bayi, dengan demikian kegiatan pengabdian ini dilakukan di kelas ibu balita Flamboyan Desa Tengaran untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pijat bayi sebagai terapi commond cold. Peserta adalah ibu yang mempunyai bayi/balita pada kegiatan kelas balita tanggal 8 Juni 2024 sejumlah 10 orang. Kegiatan terdiri 3 tahap yaitu pemamaparan materi, dmonstrasi, dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan dari rata-rata 50% (pretest) meningkat menjadi 80% (posttest). Diharapkan ibu dapat mempraktikkan pijat bayi/ balitanya mengalami flu.
Peran Keikutsertaan Ibu dalam Kelas Ibu Balita terhadap Pengetahuan dan Sikap Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA): The Role of Mothers' Participation in Mother and Toddler Classes on Knowledge and Attitudes of Infant and Child Feeding (PMBA) Zahrotussalamah; Veftisia, Vistra; Khayati, Yulia Nur
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 7 No. 2 (2025): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v7i2.604

Abstract

Nutritional problems among children under five remain a global health concern. Data from (UNICEF dkk., 2023) show that 12.33% of under-five children worldwide are undernourished. In Indonesia, the 2023 Indonesia Health Survey reported a prevalence of 12.9%, with 5.42% in Central Java Province and 6.6% in Semarang Regency (Central Java Health Office & BPS Semarang, 2023). At the subdistrict level, 1.8% of children in Bergas were found to be undernourished (Bergas Public Health Center, 2024). One of the main contributing factors is suboptimal Infant and Young Child Feeding (IYCF), influenced by limited maternal knowledge and negative attitudes. To address this, the government launched the mother and toddler class program to improve mothers’ knowledge and attitudes toward IYCF. However, in Karangjati Village, participation in the program remains low, which correlates with poor knowledge and negative attitudes. Preliminary data from five mothers with children aged 6–24 months showed that two (40%) who actively participated in the class had good knowledge and positive attitudes, while three (60%) who were less active demonstrated the opposite. This study aimed to examine the relationship between maternal participation in the class and their knowledge and attitudes toward IYCF. Using a correlational analytic design with a cross-sectional approach, the study involved 78 mothers selected through the Slovin formula and purposive sampling, with 72 meeting the inclusion criteria of participating in the program between July and December 2024. Data were collected via questionnaires and analyzed using the chi-square test. Results showed that 73.6% of mothers were not active in the class, 48.6% had good knowledge, and 43.1% had neutral attitudes. There was a significant relationship between participation and both knowledge (p = 0.044) and attitudes (p = 0.005), indicating that higher participation contributes to improved maternal knowledge and attitudes in IYCF practices. ABSTRAK Masalah gizi pada balita masih menjadi perhatian global yang mendalam, berdasarkan data UNICEF dkk. (2023) yang mencatat 12,33 % balita di dunia mengalami gizi kurang. Survei Kesehatan Indonesia (2023) menunjukkan prevalensi gizi kurang sebesar 12,9 % di Indonesia, dengan angka di Provinsi Jawa Tengah mencapai 5,42 % dan Kabupaten Semarang 6,6 % (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang 2023). Pada tingkat kecamatan, 1,8 % balita di Kecamatan Bergas dilaporkan mengalami gizi kurang (Puskesmas Bergas, 2024). Hal tersebut dipengaruhi oleh masalah Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang belum optimal dikarenakan kurangnya pengetahuan dan sikap ibu yang negative menjadi salah satu penyebab utama. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi tersebut diwujudkan melalui program kelas ibu balita yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam PMBA, tetapi pelaksanaannya di Desa Karangjati masih menunjukkan partisipasi ibu yang rendah, sehingga pengetahuan ibu tetap kurang dan sikap cenderung negatif. Dari lima ibu yang memiliki balita usia 6–24 bulan, terdapat dua orang (40 %) aktif mengikuti kelas, menunjukkan pengetahuan baik serta sikap positif dalam PMBA, sedangkan tiga orang (60 %) yang tidak aktif memiliki pengetahuan kurang dan sikap negative dalam PMBA. Kondisi ini mendorong penelitian mengenai hubungan keikutsertaan ibu pada kelas ibu balita dengan pengetahuan dan sikap ibu dalam PMBA. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu ibu yang memilik balita usia 6-24 bulan sejumlah 356 ibu dan sampel 78 responden yang ditentukan menggunakan rumus Slovin, kemudian dipilih melalui teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi, yaitu ibu yang menjadi sasaran kelas pada Juli-Desember 2024, sehingga terkumpul 72 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, dan analisis data menggunakan uji chi‑square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak aktif mengikuti kelas ibu balita (73,6%), sebanyak 48,6% memiliki pengetahuan yang baik, dan 43,1% menunjukkan sikap netral dalam PMBA. Uji statistik membuktikan keikutsertaan ibu berkorelasi signifikan dengan pengetahuan (p = 0,044) maupun sikap (p = 0,005), sehingga dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan aktif pada kelas ibu balita berkontribusi terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam Pemberian Makan Bayi dan Anak.