Dwijayanti, Kartika
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tumpeng Sewu: Osing tradition as cultural material in social studies learning Dwijayanti, Kartika; Khirani, Nailyviatul Mazdha; Wijayanti, Noveka Suti; Ependi, Ra’i Anisa Samia Wahyi Putri
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS Vol. 8, No. 1
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um022v8i12023p9

Abstract

This study aims to explore social studies teaching materials based on the Tumpeng Sewu tradition of the Osing tribe. A qualitative approach was used by conducting interviews with informants and strengthen by relevant previous research. The results showed that the culture of Tumpeng Sewu became one of the hereditary cultures of the Banyuwangi people, especially the people in Kemiren Village. This culture is a culinary festival of Tumpeng Sewu in a traditional clean village ritual in Kemiren Village, Banyuwangi. This traditional ritual is carried out by the Osing ethnic group and is held every year by serving food dishes as a form of their traditional tradition. This custom may be great in attracting tourists and improving the economic aspects of the community. The culinary festival is an annual program of the Banyuwangi government which has been held from 2015 to 2019, even though it is hindered by a pandemic, this ritual continues even though the procession is slightly different. The contribution of this research is used as cultural material in social studies learning which refers to literacy studies and interviews with resource persons. 
Pantangan Pernikahan Ngalor-Ngetan : Studi Kasus di Desa Bologarang, Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah Dwijayanti, Kartika
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 19, No 1: 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.19.1.101-108

Abstract

Pantangan pernikahan merupakan sebuah kepercayaan yang berisi larangan dalam melakukan prosesi pernikahan. Pantangan pernikahan yang berlaku di Jawa antara lain, weton, sampir ratan, sasi suro, Ngalor-ngetan dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah dan konstruksi sosial yang terbentuk dari pantangan pernikahan Ngalor-ngetan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis upaya yang dilakukan dalam pantangan pernikahan Ngalor-ngetan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriptif, dan desain studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa pantangan pernikahan Ngalor-ngetan muncul dari pemikiran nenek moyang sejak zaman dulu. Masyarakat Desa Bologarang mengatakan Ngalor-ngetan berasal dari sejarah kebogerang dan kedekatan antara raja-raja zaman dahulu. Sedangkan, konstruksi sosial mengenai pantangan pernikahan Ngalor-ngetan dimulai dari proses eksternalisasi dengan adanya ilmu titen. Kemudian, proses tersebut terobjektifikasi melalui kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat yang secara bertahap terinternalisasi menjadi sebuah aturan tidak tertulis yang disetujui dan dipatuhi oleh masyarakat secara umum. Masyarakat yang melaksanakan pernikahan Ngalor-ngetan, melakukan ruwatan sebagai obat atau penawar dari adanya pantangan pernikahan. Ruwatan yang dilakukan antara lain sangkane di ubah, mengelilingi sendang, dan nanggap wayang. Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat Desa Bologarang yang belum mengetahui mengenai ruwatan pantangan pernikahan Ngalor-ngetan. Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan materi dalam pembelajaran IPS kelas VII tema 4 tentang keragaman kebudayaan. Selain itu, penelitian ini akan melengkapi penelitian sebelumnya, dan bisa dijadikan referensi bagi pembaca untuk mempelajari apa itu celana pernikahan Ngalor-ngetan.