Manusia dan alam merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Alam sebagai rumah alami manusia telah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, alam telah berperan sebagai media terapi yang dapat memberikan kesehatan mental kepada manusia. Namun dewasa ini, pemenuhan atas ruang hijau masih sangat minim di kota, contohnya seperti yang terjadi di Indonesia. Dimana, menurut laporan data Kementerian PUPR pada 2019, hanya 13 kota yang memiliki ruang terbuka hijau dari 172 kota yang berpartisipasi dalam program penghijauan. Oleh karena itu, dibutuhkan respon konkrit dalam bidang arsitektur untuk dapat meningkatkan kawasan hijau melalui pengimplementasian pendekatan arsitektur hijau, contohnya seperti pendekatan biofilik. Dimana, pendekatan ini menekankan konektivitas antara manusia dengan alam sehingga dapat menciptakan harmonisasi yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk melihat bagaimana bangunan komersil menerapkan pendekatan arsitektur biofilik sebagai respon terhadap masalah yang terjadi. Mengingat bangunan komersil berperan sebagai media bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan rekreasi ataupun pekerjaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana sumber data diperoleh melalui observasi digital dan dari beberapa literatur yang relevan. Penelitian ini menemukan bahwa Beachwalk Shopping Mall, Rampai Panorama dan The Sphere telah mengimplementasikan prinsip biofilik dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan terpenuhinya prinsip biofilik pada bangunan tersebut.