Telefarmasi didefinisikan sebagai pelayanan kefarmasian jarak jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi apoteker terhadap manfaat dan keterbatasan telefarmasi di fasilitas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologis. Penelitian dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Juni 2022 – Juni 2023, total sampel 15 dengan kriteria maximum variation. Pengambilan data melalui interview face-to-face semi-structured open-ended questions, hingga dicapai saturasi data. Dibuat protocol/guidelines interview dan dilakukan member checking serta triangulasi data. Wawancara melalui media zoom meeting, peneliti mencatat “field noted” selama wawancara berlangsung. Data dianalisis menggunakan metode Miles dan Huberman. Hasil yang diperoleh terkait manfaat di fasilitas kesehatan adalah, membantu tercapainya standar pelayanan minimum terkait waktu tunggu pasien, mengurangi beban kerja dan efisiensi sumber daya manusia (SDM), mengurai antrian pelayanan, mempromosikan fasilitas kesehatan dan apoteker, serta meningkatkan loyalitas pasien, menaikkan omset fasilitas kesehatan, menjangkau lebih banyak masyarakat dan pasien, riwayat pengobatan pasien terdokumentasi lebih baik. Sedangkan keterbatasan di fasilitas kesehatan adalah, belum ada platform resmi, keterbatasan jenis dan golongan obat yang dapat diberikan, sistem pelayanan yang belum optimal, pelayanan baru yang belum dikenal awam, pelayanan kefarmasian kurang optimal, permasalahan SDM, permasalahan sistem telekomunikasi informasi, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pelayanan telefarmasi.