Status gizi lebih (overweight) terjadi ketika energi yang masuk lebih besar dibandingkan dengan energi yang digunakan tubuh untuk metabolisme dan beraktivitas dalam jangka waktu yang lama. Asupan energi yang tinggi dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan terjadinya gizi lebih pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik, pola makan, dan kecukupan energi dengan kejadian gizi lebih pada siswa SMA Negeri 4 Bojonegoro. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Besar sampel sebanyak 74 siswa dan dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, pengisian kuesioner, dan pengukuran antropometri. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 44,6% siswa dengan status gizi baik, 45,9% siswa berstatus gizi lebih, dan 9,5% siswa yang tergolong obesitas. Sebagian besar siswa (45,9%) memiliki tingkat kecukupan energi yang lebih dan aktivitas fisik yang ringan. Analisis uji menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik (p=0,001), pola konsumsi sayur (p=0,001), pola konsumsi snack (p=0,034), pola konsumsi minuman manis (p=0,001), kecukupan energi (p=0,001) dengan status gizi, namun tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi makanan pokok (p=0,858), pola konsumsi lauk pauk (p=0,127), pola konsumsi buah (p=0,652) dengan status gizi. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik, pola konsumsi sayur, snack, makanan manis, dan kecukupan energi dengan status gizi, serta tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi makanan pokok, lauk pauk, dan buah dengan status gizi siswa.