Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Profil Tipe dan Ketepatan Rekomendasi Apoteker pada Kasus Vignette Dispesia di Salah Satu Kabupaten di Jawa Timur Indonesia Primulyanto, Brevmana Anugrah; Wibowo, Yosi Irawati; Setiawan, Eko; Brata, Cecilia
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 4 No. 2 (2022): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v4i2.5331

Abstract

Dispepsia merupakan salah satu gejala yang umum dijumpai di apotek, dan oleh karena itu apoteker perlu untuk mampu memberikan rekomendasi yang tepat pada pasien dengan gejala dispepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tipe dan ketepatan rekomendasi pada dua kasus vignette dispepsia. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan 42 apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi: (1) karakteristik apoteker dan apotek serta (2) dua kasus vignette: kasus dispepsia tanpa alarm symptoms dan kasus dispepsia karena Na diklofenak. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur. Analisis data dilakukan dengan inductive content analysis. Ketepatan rekomendasi dinilai berdasarkan literatur dan opini expert panel. Tipe rekomendasi yang paling sering diberikan oleh apoteker pada dua kasus di atas adalah memberikan produk untuk gejala dispepsia. Ketepatan rekomendasi pada kasus dispepsia tanpa alarm symptom dan pada kasus dispepsia karena Na diklofenak secara berturut-turut adalah 83% dan 21% dari 42 apoteker yang berpartisipasi. Dapat disimpulkan bahwa ketepatan rekomendasi bervariasi tergantung kasus. Perlu adanya peningkatan kemampuan apoteker dalam memberikan rekomendasi yang tepat, terutama pada kasus swamedikasi dispepsia yang membutuhkan rujukan ke dokter. Dyspepsia is a symptom commonly seen in community pharmacies, and therefore pharmacists need to be able to provide appropriate recommendations for patients with dyspepsia. This study aims to describe the types and the appropriateness of the recommendation provided by pharmacists when responding to two vignette cases of dyspepsia. This study was a cross sectional study, and 42 community pharmacists participated in the study. A questionnaire consisting of (1) pharmacists and pharmacy characteristics, and (2) two vignette cases of dyspepsia without alarm symptoms and dyspepsia due to Na diclofenac was developed. A structured interview was used for data collection, and an inductive content analysis was used to analyse the cases. The appropriateness of the recommendation was assessed based on the literature and expert panel opinion. The most common type of recommendation provided in the 2 vignette cases was recommending product for dyspepsia. Appropriate recommendation was provided by 83% and 21% of the 42 participating pharmacists in the case of dyspepsia without alarm symptoms and in the case of dyspepia due to Na diclofenac respectively. The appropriateness of the recommendation varied depending on the case. There is a need to improve the capability of pharmacists in providing appropriate recommendation, particularly for a dyspepsia case that needs medical referral.
EDUCATION AND ERADICATION OF INFECTIOUS DISEASES THROUGH HYGIENE CAMPAIGNS IN VILLAGES Churniawati, Ninik; Wahidin, Wahidin; Octiva, Cut Susan; Primulyanto, Brevmana Anugrah; Rastiti, Liza
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.33345

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku sehat masyarakat Desa terkait praktik higiene sebagai upaya pencegahan penyakit menular. Kampanye dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom, melibatkan pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat. Metode pelaksanaan mencakup survei awal, penyusunan materi edukasi, pelaksanaan sesi edukasi daring, serta monitoring dan evaluasi perubahan pengetahuan dan perilaku masyarakat. Hasil survei awal menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya higiene masih rendah, dengan hanya 40% yang menerapkan cuci tangan dengan sabun. Setelah kampanye, terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan (85%) dan perilaku sehat (70% menerapkan cuci tangan dengan sabun). Meskipun hasil kampanye menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan kesadaran dan perilaku higiene, tantangan terkait keterbatasan akses air bersih dan fasilitas sanitasi tetap menjadi hambatan. Kesimpulannya, kampanye ini efektif dalam meningkatkan kesadaran dan perilaku sehat masyarakat Desa, dan memberikan kontribusi penting dalam pengembangan program PKM berbasis teknologi di wilayah pedesaan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi model untuk kampanye kesehatan serupa di masa depan.