Ernawati, Ernawati
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MENINGKATKAN PENGETAHUAN HUKUM SECARA DINI PADA ANAK-ANAK MARJINAL DI SEKOLAH GRATIS MASTER DEPOK Ernawati, Ernawati; Baharudin, Erwan
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe existence of marginal groups such as street children, singers, beggars and hawkers from year to year increase. Ironically, most of them belonging to children under age for work. They are scattered in various strategic locations, such as around the traffic light, strip malls, as well as a place that became the center of the crowd. But unfortunately, the existence of those who work in the street can disturb the tranquility and safety of others including himself, and therefore their existence is often pursued by Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja). Therefore, many street children are traumatized and antipathy towards the government. It is this attitude that led to later acts disorderly and it is feared will lead to criminal acts such as stealing, impose, fighting, drugs, and the others. The purpose of this public service activities is to provide knowledge of the legal and ethical education of children in the elementary level of marginal Sekolah Gratis Master Depok. The method of implementation of these activities in the form of extension to provide an overview and explanation of some of the events of the empirical experienced by street children as well as sanctions of criminal threatening, as well as provide examples of good behavior when they are at school, at home, or outside the home. The results of this public service activities is the transfer of knowledge about the legal knowledge and ethical education when they interact with others in the school, home, or in their neighborhood for a living. The conclusion of this activity is the increased understanding of the legal and ethical when they are at home, school and place them earn a living. It can be detected by the question and answer session at the time of the extension took place.Keywords: street children, understanding of the law, ethics educationAbstrakKeberadaan kaum marjinal seperti anak-anak jalanan, pengamen, pengemis dan pengasong dari tahun ke tahun semakin bertambah. Ironisnya sebagian besar dari mereka tergolong anak-anak di bawah umur untuk bekerja. Mereka tersebar di berbagai lokasi strategis, seperti disekitar lampu merah, terminal, mall-mall, serta beberapa tempat yang menjadi pusat keramaian. Namun sayangnya, keberadaan mereka yang bekerja di jalanan tersebut dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan orang lain termasuk dirinya sendiri, oleh sebab itu keberadaan mereka sering dikejar-kejar oleh  Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja). Oleh karena itu, banyak anak-anak jalanan yang menjadi trauma dan antipati terhadap pemerintah. Sikap inilah kemudian yang memunculkan tindakan-tindakan yang tidak tertib dan dikhawatirkan akan menjurus ke tindakan kriminal seperti mencuri, memalak, berkelahi, memakai narkoba, dan lain sebagainya. Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan hukum dan pendidikan etika pada anak-anak marjinal  tingkat Sekolah Dasar di Sekolah Gratis Master Depok. Metode pelaksanaan kegiatan ini berbentuk penyuluhan dengan memberikan gambaran dan penjelasan beberapa kejadian-kejadian empirikal yang dialami oleh anak jalanan beserta sangsi-sangsi pidana yang mengancamnya, serta memberikan contoh-contoh perilaku yang baik ketika mereka berada di sekolah, dirumah, maupun di luar rumah. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya transfer pengetahuan tentang pengetahuan hukum dan pendidikan etika ketika mereka berinteraksi dengan orang lain di sekolah, rumah, maupun di lingkungan mereka mencari nafkah. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pemahaman hukum dan etika saat mereka berada di rumah, sekolah dan tempat mereka mencari nafkah. Hal ini dapat diketahui dengan adanya tanya jawab pada saat penyuluhan tersebut berlangsung.Kata kunci: anak jalanan, pemahaman hukum, pendidikan etika  
PENINGKATAN KESADARAN SANTRI TERHADAP PERILAKU GHASAB DAN PEMAKNAANNYA DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Ernawati, Ernawati; Baharudin, Erwan
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe behavior of the ghasab is generally said to have entrenched the environment of boarding school, it implies that the act of using the property of others illegally for self-interest has often happened and both the students, teachers and administrators have considered this as something normal and common in their environment, can not be separated from one of them is students of Al-Mansyuriyah boarding school. The purpose of this activity is to give full understanding to students to reduce, eliminate and even break the chain of ghasab culture in environment of boarding school and also remind every ghasab behavior never justified in the teachings of Islam and also the rule of law in our country. Method of implementation of this activity through presentation, lecture, and reciprocal interaction between students with sources for 30 minutes in the hall of boarding school Al-Mansyuriyah. The result of this activity is the absorption of understanding about the impact of ghasab behavior, either from the meaning of Islamic law as well as state law and also the long-term impact of ghasab behavior for the character formation in the future. Keywords: students, ghasab, boarding school AbstrakPerilaku ghasab secara umum dikatakan sudah membudaya dilingkungan Pondok Pesantren, hal ini mengandung pengertian bahwa tindakan mempergunakan milik orang lain secara tidak sah untuk kepentingan sendiri sudah sering terjadi dan baik para santri, ustadz maupun pengurus pun sudah menganggap hal ini sebagai sesuatu yang wajar dan umum terjadi di lingkungan mereka, tidak terlepas dari salah satunya yaitu santri Pondok Pesantren Al-Mansyuriyah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman sepenuhnya kepada santri untuk mengurangi, menghilangkan bahkan memutuskan mata rantai budaya ghasab dilingkungan asrama pesantren dan juga mengingatkan kembali setiap perilaku ghasab tidak pernah dibenarkan dalam ajaran agama Islam dan juga peraturah hukum di negara kita. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui presentasi, ceramah, dan interaksi timbal balik antara santri dengan narasumber selama 30 menit di aula Pondok pesantren Al-Mansyuriyah. Hasil kegiatan ini adalah adanya penyerapan pemahaman tentang dampak yang ditimbulkan dari perilaku ghasab, baik itu dari pemaknaan hukum Islam maupun hukum negara dan juga dampak jangka panjang perilaku ghasab bagi pembentukkan karakter dikemudian hari. Kata kunci: santri, ghasab, pesantren
UPAYA MENINGKATKAN ADAB DAN ETIKA BICARA SECARA ISLAMI PADA ANAK MINORITAS DI SEKOLAH MASTER DEPOK Ernawati, Ernawati
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Pengabdian Masyarakat ABDIMAS
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Humans have many abilities compared to other creatures. One of the advantages of human being is writing and speaking. It is these two abilities that enable humans to form civilizations from time to time. Speaking is easier to interact with other people than writing. Because it is too easy to do, humans often release when talking, especially when humans are in an unstable emotional state. Consequently, in everyday human interactions there are frequent disputes and hostilities. The way humans speak is influenced by many things including background, education, the environment, and others. It is these factors that determine the persons etiquette and ethics when speaking. Therefore, good habit of speaking should be familiarized by someone since early, because this habit will affect the quality of someone later in interacting with others. The purpose of this activity is to provide knowledge of how to speak good and true to others, in accordance with etiquette and ethics of Islam. Method of implementation of this activity through the presentation, lecture, and interaction between students with a source for 30 minutes at the School Master Depok. The result of this activity is the absorption of knowledge about etiquette and ethics of speaking to others in an Islamic way. The conclusion of this devotional activity, namely the presence of some students who often speak harshly to his friends already know that the way of speaking is wrong and they will change it. Keywords: etiquette, ethics, speakingManusia mempunyai banyak kemampuan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Salah satu kelebihan manusia tersebut yaitu menulis dan berbicara. Dua kemampuan tersebutlah yang membuat manusia dapat membentuk peradaban dari masa ke masa. Berbicara lebih mudah dilakukan dalam berinteraksi dengan orang lain dibandingkan menulis. Karena terlalu mudah dilakukan, manusia sering  kelepasan saat berbicara, apalagi saat manusia tersebut dalam kondisi emosi tidak stabil. Akibatnya, dalam interaksi manusia sehari-hari sering terjadi perselisihan dan permusuhan.Cara berbicara manusia dipengaruhi banyak hal antara lain latar belakang, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain. Faktor tersebutlah yang menentukan adab dan etika seseorang ketika berbicara. Oleh sebab itu kebiasaan berbicara yang baik harus dibiasakan oleh seseorang sejak dini, karena kebiasaan inilah yang akan mempengaruhi kualitas seseorang nantinya dalam berinteraksi dengan orang lain. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan cara berbicara yang baik dan benar kepada orang lain, sesuai dengan adab dan etika islam. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui presentasi, ceramah, dan interaksi timbal balik antara siswa dengan narasumber selama 30 menit di Sekolah Master Depok. Hasil kegiatan ini adalah adanya penyerapan pengetahuan tentang adab dan etika berbicara kepada orang lain secara islami. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini, yaitu adanya beberapa siswa yang sering berbicara kasar kepada teman-temannya telah mengetahui bahwa cara berbicaranya tersebut salah dan mereka akan merubahnya. Kata kunci: adab, etika, berbicara
Sosialisasi Meningkatkan Kesadaran Santri terhadap Tindakan Bullying di Pesantren Ernawati Ernawati
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 1, No 02 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.18 KB) | DOI: 10.32509/am.v1i02.519

Abstract

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup dalam bermasyarakat sehari-hari. Dimana para santri harus menerapkan nilai-nilai baik pada diri para santri ketika berinteraksi dengan santri lainnya. Namun pemahaman mengenai dampak bullying kurang dipahami secara jelas oleh santri. Perilaku bullying seringkali tanpa sadar menjadi bagian dari interaksi sosial, seperti ketika ejekan yang ditujukan untuk bercanda berkembang menjadi masalah serius. Tujuan dari penyuluhan ini diharapkan memberikan pemahaman sepenuhnya kepada santri dampak yang mungkin ditimbulkan dengan adanya tindakan bullying. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan dan berbagi pemahaman-pemahaman mengenai penting menghindari tindakan bullying yang dilakukan oleh para santri dilingkungan salah satu Pondok Pesantren yang ada di Tangerang Selatan, dengan menggunakan slide presentasi dan infocus sebagai medianya. Pesantren sama seperti halnya lembaga pendidikan yang lain, di dalam tubuh pesantren juga terdapat berbagai macam persoalan seiring berjalannya proses pendidikan yang sedang dijalankan, salah satunya tindakan bullying yang dilakukan oleh santri karena kurangnya pengawasan dari pihak pesantren terhadap tindakan bullying. Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan para santri dapat mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari tindakan bullying tersebut.