Di masa lalu, ketidaksetaraan gender menjadi budaya di masyarakat sehingga melahirkan patriarki. Dengan adanya gerakan ini, banyak perempuan yang merasakan pengaruh positif feminisme dalam kehidupannya. Dahulu, perempuan masih harus menunjukkan eksistensinya untuk mencapai kedudukan setara dengan laki-laki dalam pelayanan publik. Berbeda dengan saat ini, di mana wanita bisa meraih berbagai posisi di berbagai bidang berkat feminisme, wanita saat ini hanya perlu meningkatkan harga dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Analisis menggunakan pendekatan interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan validasi inferensi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap feminisme, seperti latar belakang budaya, pendidikan, dan pengalaman pribadi. Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi pada salah satu Universitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskrptif. Hasil penelitian ini berdasarkan apa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang diwawancarai memahami konsep feminisme meskipun mereka tidak mempelajari feminisme secara akademis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswa memiliki persepsi yang baik mengenai gerakan feminisme berdasarkan pengalaman dan keyakinan mereka. Beberapa mahasiswa menganggap feminisme penting dan relevan dalam memperjuangkan kesetaraan gender serta mengatasi ketidakadilan terhadap perempuan. Implikasi penelitian ini adalah dapat membantu institusi pendidikan memahami sejauh mana konsep feminisme dipahami oleh mahasiswa, serta bagaimana pandangan tersebut mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.