Sonya, Ni Kadek Gina
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Badama Cakra: Metafora Sosio Kultural dalam Busana Gaya Exotic Dramatic Sonya, Ni Kadek Gina; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.288

Abstract

Tradisi siat sampian adalah tradisi yang digelar di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Tradisi siat sampian adalah ritual upacara sekaligus perang-perangan dalam suasana sakral yang diselenggarakan empat hari setelah pujawali bertepatan dengan Purnama Jiyestha, bulan 11 kalender Bali atau sekitar bulan Mei pada kalender Masehi. Ciri khas dari tradisi ini adalah penggunaan sisa sarana upacara yaitu sampian sebagai sarana peperangan. Penting untuk dapat mengetahui cara mengungkapkan tradisi ini dalam bentuk busana, dengan tujuan mengetahui makna yang terkandung dalam tradisi siat sampian, suasana dan arti perang yang berbeda dari biasanya serta nilai-nilai sosio kultural yang dituangkan kedalam wujud busana. Perancangan dalam koleksi busana “Badama Cakra” menggunakan metode Frangipani yaitu delapan (8) tahapan penciptaan, diantaranya design brief (ide pemantik), research and sourcing (riset dan sumber), design development (pengembangan desain), samples, prototypes, and construction (kontruksi), the final collection (koleksi akhir), promotion-marketing, branding and sales (promosi), production (produksi), the business (bisnis) (Cora, 2016: 203-205) yang disertai dengan teori metafora, estetika, pemasaran serta bisnis. Berdasarkan penciptaan yang telah dilakukan, tradisi siat sampian diwujudkan ke dalam koleksi busana “Badama Cakra”, yaitu ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture dengan mengusung trend neo medieval. Gaya exotic dramatic diangkat dalam penciptaan ini untuk menambah kesan budaya sehingga menciptakan busana yang ekspresif. Pembuatan busana yang mengandung unsur feminine dan edgy look juga diterapkan dalam koleksi ini untuk menampilkan kesan berani, tampil beda, memiliki karakter yang kuat, dengan kesan feminine.
Badama Cakra: Metafora Sosio Kultural dalam Busana Gaya Exotic Dramatic Sonya, Ni Kadek Gina; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.268 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.288

Abstract

Tradisi siat sampian adalah tradisi yang digelar di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Tradisi siat sampian adalah ritual upacara sekaligus perang-perangan dalam suasana sakral yang diselenggarakan empat hari setelah pujawali bertepatan dengan Purnama Jiyestha, bulan 11 kalender Bali atau sekitar bulan Mei pada kalender Masehi. Ciri khas dari tradisi ini adalah penggunaan sisa sarana upacara yaitu sampian sebagai sarana peperangan. Penting untuk dapat mengetahui cara mengungkapkan tradisi ini dalam bentuk busana, dengan tujuan mengetahui makna yang terkandung dalam tradisi siat sampian, suasana dan arti perang yang berbeda dari biasanya serta nilai-nilai sosio kultural yang dituangkan kedalam wujud busana. Perancangan dalam koleksi busana “Badama Cakra” menggunakan metode Frangipani yaitu delapan (8) tahapan penciptaan, diantaranya design brief (ide pemantik), research and sourcing (riset dan sumber), design development (pengembangan desain), samples, prototypes, and construction (kontruksi), the final collection (koleksi akhir), promotion-marketing, branding and sales (promosi), production (produksi), the business (bisnis) (Cora, 2016: 203-205) yang disertai dengan teori metafora, estetika, pemasaran serta bisnis. Berdasarkan penciptaan yang telah dilakukan, tradisi siat sampian diwujudkan ke dalam koleksi busana “Badama Cakra”, yaitu ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture dengan mengusung trend neo medieval. Gaya exotic dramatic diangkat dalam penciptaan ini untuk menambah kesan budaya sehingga menciptakan busana yang ekspresif. Pembuatan busana yang mengandung unsur feminine dan edgy look juga diterapkan dalam koleksi ini untuk menampilkan kesan berani, tampil beda, memiliki karakter yang kuat, dengan kesan feminine.