Pasar tradisional memiliki peran strategis sebagai pusat ekonomi masyarakat, namun juga menjadi salah satu sumber utama penghasil sampah. Pengelolaan sampah yang tidak memadai di pasar tradisional, seperti di Pasar Serang, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, menyebabkan pencemaran lingkungan, gangguan estetika, dan risiko kesehatan masyarakat. Studi ini menemukan bahwa pengelolaan sampah di Pasar Serang masih belum optimal, dengan sampah yang menumpuk dan tidak terpilah dengan baik. Masalah ini semakin diperparah dengan minimnya fasilitas pendukung, seperti tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan anorganik.Edukasi kepada pedagang dilakukan melalui diskusi dan sosialisasi yang menekankan pentingnya pemilahan sampah, serta manfaat kebersihan pasar terhadap kesehatan, estetika, dan kenyamanan pengunjung. Sosialisasi ini disampaikan dengan metode tatap muka untuk memastikan komunikasi yang lebih efektif dan personal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini mampu meningkatkan kesadaran pedagang terhadap pengelolaan sampah, dengan banyak pedagang mulai mempraktikkan pemilahan sampah di tempat jualan mereka. Namun, terdapat tantangan seperti kebiasaan pedagang yang belum terbiasa memisahkan sampah dan keterbatasan waktu mereka. Oleh karena itu, diperlukan dukungan lebih lanjut dari pemerintah, pengelola pasar, dan masyarakat untuk menyediakan fasilitas yang memadai, kebijakan yang tegas, serta program kebersihan berkelanjutan.