Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN NILAI KEKERASAN BAJA S50C Nugroho, Galih Satrio; Sutrisno, Sutrisno; Darmanto, Seno
Jurnal Mekanova : Mekanikal, Inovasi dan Teknologi Vol 9, No 1 (2023): April
Publisher : universitas teuku umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmkn.v9i1.7281

Abstract

Baja S50C merupakan jenis material yang banyak pada komponen automotif sebagai contoh untuk komponen roda gigi pada kendaraan bermotor. Baja ini akan terkena pengaruh gaya luar sehingga menimbulkan perubahan bentuk (deformasi). Untuk menjaga ketangguhan dan kekuatan baja ini perlu dilakukan perlakuan panas, perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini yaitu hardening dan tempering. Baja S50C dipanaskan hingga 950°C kemudian didinginkan cepat (quenching) menggunakan media pendingin oli dan air. Sedangkan untuk tempering dilakukan pada variasi temperatur 200°C , 400°C, 600°C. Struktur mikro yang terbentuk pada material uji yaitu martensit dan bainit. Peningkatan temperatur tempering mempengaruhi sebaran martensite yang semakin sedikit dan didominasi bainite yang semakin halus. Berkurangnya martensite dan semakin halusnya bainite menunjukkan bahwa baja semakin ulet dan kekerasannya menurun. Nilai kekerasan pada baja dengan media pendinginan cepat menggunakan air adalah 59,1 HRC dan 49,1 HRC pada pendingin oli. Sedangkan pada baja dengan media pendingin cepat air, nilai kekerasan pada temperatur tempering 200°C: 57,5 HRC, 400°C: 52,8 HRC, dan 600°C: 43,5 HRC, pada baja dengan media pendingin cepat oli, nilai kekerasan pada temperatur tempering 200°C: 43,5 HRC, 400°C: 39,8 HRC, dan 600°C: 37,8 HRC. Peningkatan temperatur tempering akan meningkatkan keuletan dan menurunkan kekerasan baja S50C.
Social Interaction and Corporate Culture in the Hybrid Work Era: A Qualitative Perspective Sundari, Pipit; Khasanah, Aulia Sista Ayu Nur; Nugroho, Galih Satrio
Journal of Social Science and Business Studies Vol. 2 No. 4 (2024): JSSBS
Publisher : Yayasan Gema Bina Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61487/jssbs.v2i4.107

Abstract

This study aims to explore the impact of hybrid work systems on the dynamics of social interactions and the evolution of organizational culture in the context of multinational companies. We collected data through in-depth interviews with employees from various divisions and hierarchical levels in a multinational company that has implemented a hybrid work system, using a qualitative approach. The findings reveal that while hybrid work systems offer flexibility and boost productivity, they pose significant challenges due to the reduction in direct social interactions, which can negatively impact the company's sense of community and cultural identity. This study also revealed a tendency for organizational culture to fragment, leading to the formation of distinct subcultures between employees who work remotely and those who work in the office. Digital technology, while facilitating interaction in everyday communication, does not entirely replace the warmth and intimacy of face-to-face interactions. The implications of this study indicate the need for a more holistic strategy in supporting corporate culture in the era of hybrid work, including initiatives to strengthen the sense of community through more innovative and inclusive technology.