Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OPTIMALISASI CAPAIAN TINGKAT KEPEDULIAN DAN KEMANDIRIAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH JARUM INFEKSIUS BEKAS PAKAI PADA PASIEN RSUD TEBET Cholid Muzakar; Ivan Vienoza Muhaka; Teguh Priyatno; Jeni Mustika; Dhanya Rosa; Florida Masniari Sitinjak; Wildan Indra; Sheirly Mariani; Nurul Azizah; Nurleman, Nurleman; Gesti Lestari Ningsih,
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v2i3.2534

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pola dan gaya hidup yang tidak sehat. Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara tertinggi pada tahun 2019 dengan jumlah penderita sebanyak 10,7 juta jiwa dan 20 - 30% diantaranya adalah pengguna insulin. Peningkatan jumlah pasien penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia dari tahun ke tahun tentunya juga akan beriringan dengan meningkatnya jumlah pengguna insulin. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah produksi limbah jarum bekas pakai yang dihasilkan dimana limbah ini dikategorikan sebagai limbah infeksius. Ketidaktahuan masyarakat pengguna insulin dalam membuang limbah jarum insulin memerlukan perhatian yang serius. Minimnya tingkat pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap pembuangan limbah jarum infeksius serta belum adanya regulasi yang mengatur terkait pembuangan limbah jarum infeksius di masyarakat, tentunya menjadikan hal ini butuh perhatian khusus, mengingat bahaya yang ditimbulkan dari pembuangan limbah jarum infeksius yang tidak sesuai prosedur. Peningkatan pemahaman dan kemandirian pasien dalam pengelolaan limbah jarum infeksius dapat menjadi salah satu solusi dari masalah ini. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilakukan oleh tim Inovasi PELITA. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui dan meningkatkan pemahaman serta kemandirian pasien dan perlunya peran lintas sektor untuk menangani limbah infeksius jarum bekas pakai pasien yang berada di lingkungan pasien tinggal. Populasi penelitian ini adalah total pasien pengguna insulin rawat jalan di RSUD Tebet pada periode Februari sampai April 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 134 sampel. 127 pasien (98,5%) dari total pasien mengetahui cara pembuangan dan penanganan dini terhadap limbah jarum bekas pakai di rumah, 103 pasien (76,6%) mampu menyediakan wadah untuk pembuangan limbah jarum bekas pakai secara mandiri dan 121 pasien (97,01%) memiliki keinginan untuk menyebarluaskan informasi terkait penanganan dini terhadap limbah jarum bekas pakai di rumah. Program PELITA merupakan salah satu solusi yang tepat untuk menangani pembuangan Limbah Jarum Infeksius yang ada di lingkungan masyarakat terutama wilayah Tebet.
Fungsi Seksual yang Baik Dapat Meningkatkan Kualias Hidup Lansia Wafa Sofia Fitri; Sheirly Mariani; Etty Rekawati
VJKM: Varians Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Varians Statistik Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63953/vjkm.v2i2.22

Abstract

Seksualitas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sepanjang rentang kehidupannya termasuk lansia dimana kesehatan fungsi seksual dapat berpengaruh terhadap aspek kesehatan yang lain. Fungsi seksual yang terpelihara dengan baik dapat menjadi salah satu indikator pencapaian kesejahteraan kualitas hidup. Seiring bertambahnya usia, perubahan pada fungsi seksual terjadi secara progresif hingga berdampak terjadinya disfungsi seksual dan berpengaruh terhadap pencapaian kualitas hidup yang optimal. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah menggambarkan hubungan antara fungsi seksual denga kualitas hidup lansia. Sampel penelitian adalah lansia dengan usia ≥60 tahun di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode purposive sampling yang melibatkan 69 responden lansia. Hasil penelitian dianalisa dengan Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fungsi seksual dan kualitas hidup pada lansia (p value = 0,026; OR 3,551; 95%CI 1,271 – 9,925) dimana lansia yang memiliki disfungsi seksual memiliki kecenderungan 3,5 kali lebih besar mengalami kualitas hidup yang rendah. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu keperawatan ke depannya mengenai pemeliharaan fungsi seksual untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan studi mengenai faktor – faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup lansia dan studi mengenai pengalihan aktivitas seksual pada lansia.