Samara, Shafira Salsabila
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UNDERSTANDING PUBLIC COMPLIANCE WITH COVID-19 HEALTH PROTOCOLS IN INDONESIA: A CROSS-SECTIONAL STUDY Oktavia, Nada Karisma; Boerman, Baequni; Nasir, Narila Mutia; Samara, Shafira Salsabila
Journal of Public Health Research and Community Health Development Vol. 8 No. 1 (2024): October
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA), Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jphrecode.v8i1.47541

Abstract

Background: The Coronavirus Disease 2019 has become a global pandemic, affecting many countries, including Indonesia. The number of COVID-19 cases in Indonesia, particularly in Jakarta, continues to increase. Purpose: This study aimed to identify the factors influencing compliance with the COVID-19 prevention protocol among Jakarta's residents. Methods: An accidental sampling technique was used in this study, with the calculation of hypothesis testing of the difference between two proportions, resulting in a total sample of 440 respondents. Data was collected through an online survey using Google Forms. Results: The study found that education level (p-value=0.003; OR=1.818), knowledge (p-value=0.01; OR=6.669), attitude (p-value=0.01; OR=7.789), perception of vulnerability to COVID-19 (p-value=0.01; OR=3.307), social support (p-value=0.01; OR=3.733), and supervision (p-value=0.01; OR=3.435) had a significant relationship with compliance with the COVID-19 prevention protocol. However, facilities and infrastructure (p-value=0.341; OR=0.453) had no significant relationship with compliance. From the odds ratio data, knowledge and attitude significantly influence adherence to COVID-19 preventive measures. Individuals well-informed about COVID-19 are 6.6 times more likely to comply, and a positive attitude increases this likelihood by 7.8-fold. This underscores the strong link between awareness and adherence to recommended protocols. Conclusion: This study highlights the importance of understanding the factors affecting adherence to COVID-19 prevention protocols. It guides policymakers and public health professionals in devising effective strategies to curb the spread of the disease.
Evaluasi Program Kawasan Sehat di Wilayah Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Nusa Tenggara Barat dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting: An Evaluation of Kawasan Sehat Program in Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa of West Nusa Tenggara for Stunting Prevention Management Samara, Shafira Salsabila; Selawati, Selawati; Sari, Martina Tirta; Amelia, Kurnia; Wisastra, Danan Panggih; Khotibi, Zulkarnaen
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 4 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i4.2024.537-548

Abstract

Background: Nutritional issues among children remain a significant health concern, with stunting being a national priority. Data of the Indonesian Nutrition Status Survey shows an increase in the prevalence of stunting in West Nusa Tenggara (NTB) from 31.4% (2021) to 32.7% (2022). Dompet Dhuafa Foundation has a Kawasan Sehat program to support the government in promoting healthy lifestyles, particularly stunting prevention. Objectives: Evaluating the Kawasan Sehat program in efforts to prevent and manage stunting in Layanan Kesehatan Cuma-Cuma area of NTB. Methods: This evaluative research used a mixed-methods approach. Data were collected through interviews, observations, and document reviews. Informants were selected using purposive sampling. Qualitative data analysis was conducted in stages of data reduction, presentation, and interpretation. Quantitative data were analyzed descriptively to assess stunting prevalence and the achievement of program indicators. Results: Kawasan Sehat program has contributed to preventing and managing stunting. The input components effectively support its implementation, with adequate human resources and budget acquired from partnerships. The program was carried out systematically, including planning involving stakeholders, execution using a combination of community empowerment and charity, and supervision. Various interventions are implemented, including support for pregnant women, breastfeeding mothers, infants, and toddlers. The success of the output was evidenced by the decrease in stunting prevalence in Kawasan Sehat NTB and the achievement of the program indicators. Conclusions: Kawasan Sehat program for stunting intervention has been successful according to input, process, and output. Community empowerment should continuously be strengthened to encourage communities to adopt clean and healthy living behaviors.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Dosen saat Pandemi COVID-19 Samara, Shafira Salsabila; Nasir, Narila Mutia
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 02 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i02.2482

Abstract

Kelelahan merupakan permasalahan yang sering dialami pekerja. Kelelahan lebih sering diamati pada pekerja industri, namun bukan berarti pekerja di sektor lain tidak berisiko. Pada sektor pendidikan, dosen memiliki peran penting dan tanggung jawab yang berat dengan pekerjaan yang kompleks sehingga berpotensi mengalami kelelahan dan menjadi penting untuk meneliti kelelahan pada dosen. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada dosen Fikes UIN Jakarta saat pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Data dikumpulkan dari 38 responden yang terpilih dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner melalui online dan offline pada April – Juni 2022. Hasil analisis menunjukkan 39,5% responden memiliki tingkat kelelahan kerja yang memerlukan tindakan perbaikan. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur (nilai p = 0,003) dan kondisi kesehatan (nilai p = 0,030) dengan kelelahan kerja. Sementara itu, umur, jenis kelamin, status gizi, masa kerja, kebiasaan olahraga, tipe kepribadian, beban kerja, dan aktivitas di luar pekerjaan tidak memiliki hubungan dengan kelelahan kerja. Dalam penelitian ini, faktor individu penting untuk diperhatikan. Kualitas tidur pada dosen mungkin dapat dipengaruhi oleh beban kerja. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk menjaga kualitas tidur dan kondisi kesehatan agar tidak memperparah kelelahan kerja.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Dosen saat Pandemi COVID-19 Samara, Shafira Salsabila; Nasir, Narila Mutia
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 13 No. 02 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i02.2482

Abstract

Kelelahan merupakan permasalahan yang sering dialami pekerja. Kelelahan lebih sering diamati pada pekerja industri, namun bukan berarti pekerja di sektor lain tidak berisiko. Pada sektor pendidikan, dosen memiliki peran penting dan tanggung jawab yang berat dengan pekerjaan yang kompleks sehingga berpotensi mengalami kelelahan dan menjadi penting untuk meneliti kelelahan pada dosen. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada dosen Fikes UIN Jakarta saat pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Data dikumpulkan dari 38 responden yang terpilih dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner melalui online dan offline pada April – Juni 2022. Hasil analisis menunjukkan 39,5% responden memiliki tingkat kelelahan kerja yang memerlukan tindakan perbaikan. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur (nilai p = 0,003) dan kondisi kesehatan (nilai p = 0,030) dengan kelelahan kerja. Sementara itu, umur, jenis kelamin, status gizi, masa kerja, kebiasaan olahraga, tipe kepribadian, beban kerja, dan aktivitas di luar pekerjaan tidak memiliki hubungan dengan kelelahan kerja. Dalam penelitian ini, faktor individu penting untuk diperhatikan. Kualitas tidur pada dosen mungkin dapat dipengaruhi oleh beban kerja. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk menjaga kualitas tidur dan kondisi kesehatan agar tidak memperparah kelelahan kerja.