Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Aktivitas Antioksidan Dari Fraksi-Fraksi Ekstrak Kulit Buah Duku (Lancium domesticum Corr) Lesmi Ekawati Sera Putri; Amelia Soyata; Marpaung, Mauritz
Media Farmasi Vol 20 No 1 (2024): Media Farmasi Edisi April 2024
Publisher : Jurusan Farmasi Poltekkes kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v20i1.403

Abstract

Antioxidant Activity of Duku Fruit Peel (Lancium domesticum Corr) Extract Fractions One of the factors affecting the antioxidant activity of duku fruit peel extract is the process of separating the mixture through fractionation. Duku fruit peel has great potential as a medicinal plant that can counteract free radicals (antioxidants). This experiment aims to analyze the antioxidant content of water, n-hexane, and ethyl acetate fractions of duku fruit peel extract (Lasium domesticum Corr) using an in vitro method with 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) indicator measured using UV-Vis spectrophotometer. The maceration process produces Duku fruit peel extract using methanol as a solvent. The extract was then fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and water solvents. The antioxidant activity of duku fruit peel extract was assessed at concentrations of 200 ppm to 1000 ppm with an increase in concentration every 200 ppm with quercetin acting as a positive control. UV-Vis spectrophotometer was used to measure the absorption of DPPH at a maximum wavelength of 517 nm. The IC50 values of n-hexane, ethyl acetate, and water fractions of duku skin are 780.261 ppm, 590.314 ppm, and 796.261 ppm, respectively. Antioxidants found in duku fruit peel, namely n-hexane, ethyl acetate, and water fractions are categorized as having feeble activity. Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah duku adalah proses pemisahan campuran melalui fraksinasi. Kulit buah duku mempunyai potensi besar sebagai tanaman obat yang dapat menangkal radikal bebas (antioksidan). Eksperimen ini memiliki tujuan guna menganalisis kadar antioksidan fraksi air, n-heksana, dan etil asetat ekstrak kulit buah duku (Lasium domesticum Corr) memakai metode in vitro dengan indikator 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) yang diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Proses maserasi digunakan untuk menghasilkan ekstrak kulit buah Duku dalam pelarut metanol. Selanjutnya ekstrak difraksinasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah duku dinilai pada konsentrasi 200 ppm sampai 1000 ppm dengan kenaikkan konsentrasi tiap 200 ppm dengan kuersetin berperan sebagai kontrol positif. Spektrofotometer UV-Vis dipergunakan untuk pengukuran serapan DPPH pada panjang gelombang maksimum 517 nm. Nilai IC50 fraksi n-heksana, etil asetat, dan air kulit buha duku berturut-turut 780,261 ppm, 590,314 ppm, dan 796,261 ppm. Antioksidan yang terdapat pada kulit buah duku yaitu fraksi n-heksana, etil asetat, dan air dikategorikan mempunyai aktivitas yang sangat lemah.
ANALISIS KANDUNGAN TEMBAGA (Cu) PADA IKAN LAIS (Kryptopterus apogon) DI PERAIRAN SUNGAI MUSI PALEMBANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Marpaung, Mauritz
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.12.2.25384

Abstract

Sungai Musi merupakan perairan yang mengandung beragam jenis ikan seperti ikan lais yang berpotensi mengalami pencemaran akibat logam berat seperti logam tembaga (Cu). Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) untuk mengetahui kandungan logam Cu ikan Lais di pasar Sungki, Jakabaring, Silaberanti, dan air Sungai Musi. Sampel ikan Lais didestruksi basah dengan menggunakan HNO3 dan H2O2. Kandungan logam tembaga pencernaan ikan Lais ditentukan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom dengan larutan baku tembaga (II) nitrat pada panjang gelombang 324,8 nm. Penelitian ini menunjukkan adanya kandungan logam Cu pada ikan Lais di pasar Sungki sebesar 0,58 0,13 mg/kg, dan pasar jakabaring sebesar 0,23 ± 0,12 mg/kg. Sedangkan pasar Silaberanti tidak ditemukan kandungan logam Cu pada ikan Lais. Kesimpulan penelitian ini adalah diketahui bahwa ikan Lais mengandung logam Cu tidak melebihi batas maksimum yang ditentukan.
Penetapan Kadar Vitamin C Pada Perbedaan Jenis Kulit Daging Buah Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Almugni, Rapi Dzaki; Prasetyo, Dani; Marpaung, Mauritz
JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 5 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/jifs.v5i1.839

Abstract

Vitamin C merupakan mikronutrien yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Kulit buah semangka mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya vitamin C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C pada kulit semangka jenis Redin dan Amara menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Sampel yang digunakan berupa kulit semangka jenis Redin dan Amara. Kandungan vitamin C dianalisis secara kualitatif melalui metode reaksi kimia dan secara kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan larutan baku berupa asam askorbat. Hasil uji kualitatif menunjukkan adanya kandungan vitamin C pada sampel kulit semangka jenis Redin dan jenis Amara. Untuk pengukuran vitamin C berada di panjang gelombang maksimum 265 nm, dengan kadar vitamin C pada kulit semangka jenis Redin sebesar 14,1 mg/100g dan jenis Amara sebesar 13,8 mg/100g. Berdasarkan hasil analisis statistik melalui uji-t dua sampel diperoleh tidak ada signifikansi perbedaan dengan nilai p sebesar 0,857 (p > 0,05) antara kandungan vitamin C pada kulit semangka jenis Redin dan Amara pada tingkat kepercayaan 95%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kulit semangka jenis Redin memiliki kandungan vitamin C yang lebih besar dibandingkan kulit semangka jenis Amara.