Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PREPARASI DAN KARAKTERISASI CARBON NANODOTS BERBAHAN DASAR LIMBAH KULIT JAGUNG SEBAGAI ZAT ADITIF PEMBUATAN EDIBLE FILM Millah, Syari Fatul; Dwandaru, Wipsar Sunu Brams
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya Vol 11, No 1 (2024): Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA)
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/fisika - s1.v11i1.20913

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nanomaterial C-dots berbahan dasar limbah kulit jagung uji spektrofotometer ultraviolet-visible (UV-Vis), particle size analyzer (PSA), fourier transform infrared (FTIR), X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope-energy dispersive X-ray (SEM-EDX), dan photoluminescence (PL), serta mengetahui pengaruh nanomaterial C-dots berbahan dasar limbah kulit jagung sebagai zat aditif terhadap kualitas edible film. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan sampel C-dots. Sampel C-dots dikarakterisasi berdasarkan spektrofotometer UV-Vis, PSA, FTIR, XRD, SEM-EDX, dan PL. Selanjutnya, sampel C-dots dilarutkan ke dalam bahan pembuatan edible film sebagai zat aditif dan dilakukan pengujian kualitas edible film. Karakterisasi sampel C-dots menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan puncak absorbansi pada panjang gelombang 270 nm dengan nilai absorbansi sebesar 3,046 a.u. Karakterisasi PSA menunjukkan ukuran partikel sebesar 281,4 nm. Karakterisasi FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi C=C. Karakterisasi XRD menunjukkan C-dots berstruktur amorf. Karakterisasi SEM-EDX menunjukkan morfologi kumpulan dari banyak partikel C-dots berbentuk persegi panjang dengan unsur karbon sebagai penyusun utama. Terakhir, karakterisasi PL menunjukkan adanya puncak intensitas emisi pada panjang gelombang 530 nm. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penambahan C-dots berbahan dasar limbah kulit jagung sebagai zat aditif berpengaruh terhadap kualitas edible film dimana nilai perpanjangan putus menunjukkan kestabilan, ketahanan terhadap air meningkat, dan dapat terurai seperempat bagian dalam waktu 25 hari.