Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan kecerdasan visual spasial, kecerdasan visual spasial yang dimaksud yaitu kemampuan anak dalam mengenal ruang, bentuk, jarak dalam bentuk visual. Salah satu pendekatan yang semakin mendapat perhatian adalah STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), yang mengintegrasikan seni ke dalam pendekatan STEM tradisional. Model pembelajaran STEAM diyakini mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh, kreatif, dan interaktif bagi anak-anak, sehingga dapat meningkatkan kemampuan visual spasial mereka secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran STEAM terhadap kemampuan kecerdasan visual spasial anak di taman kanak-kanak. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelompok B sebanyak 332 anak. Sampel penelitian ini yaitu siswa dari kelompok B1 dengan jumlah siswa 23 orang digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B1 dengan jumlah siswa 23 orang digunakan sebagai kelompok kontrol. Metode dan instrumen pengumpulan data hasil kecerdasan visual spasial anak dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Selanjutnya di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial (Uji-t). Berdasarkan perhitungan Uji-t menunjukkan bahwa nilai signifikansi kecerdasan visual spasial terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran STEAM terhadap kemampuan kecerdasan visual spasial anak di taman kanak-kanak. Implikasi penelitian ini yakni dapat membantu guru dalam menerapkan pembelajarn STEAM untuk anak-anak.