Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POTENSI SERABUT BUAH NIPAH SEBAGAI ADSORBEN ION-ION TERLARUT DALAM AIR LIMBAH STOCKPILE BATUBARA: POTENSI SERABUT BUAH NIPAH SEBAGAI ADSORBEN ION-ION TERLARUT DALAM AIR LIMBAH STOCKPILE BATUBARA Dimas Ferliant Putra; Parmin Lumban Toruan; Eddy, Syaiful
Jurnal Redoks Vol. 9 No. 1 (2024): REDOKS JANUARI - JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v9i1.14871

Abstract

Batubara merupakan sumber energi tidak terbarukan. Area penyimpanan batubara (stockpile) dapat menyebabkan pencemaran lingkungan perairan. Pencemaran tersebut dapat diatasi dengan proses adsorpsi menggunakan adsorben bahan alami yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan adsorben serabut nipah dalam menyerap ion-ion terlarut dan penurunan kadar keasaman dari air limbah stockpile batubara. Metode penelitian ini berupa kegiatan survey pengambilan sampel stockpile di Keramasan Kertapati Palembang sedangkan buah nipah diambil di Hutan Lindung Air Telang (HLAT) Banyuasin II, kemudian dilanjutkan dengan eksperimen di Laboratorium Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas PGRI Palembang. Penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa serabut nipah dapat digunakan sebagai adsorben untuk menyerap ion-ion terlarut dalam stockpile batubara, yaitu semakin lama waktu kontak maka ion-ion terlarut semakin berkurang. Waktu kontak 180 menit, kadar ion-ion terlarut dalam stockpile batubara dapat terserap dengan persentase sebanyak 25,47% dari yang awal 1,511 hingga menjadi 1,126. Persentase nilai pH meningkat sebanyak 29% dari sebelum perlakuan 4.7 dan setelah perlakuan 6.1. Berdasarkan uji F bahwa waktu kontak berpengaruh nyata terhadap ion-ion terlarut dan pH.
Pemanfaatan Air Lindi dari Sampah Pasar Induk Jakabaring sebagai Media Elektrolit untuk Menghasilkan Listrik Orin, Orin Tri Tandayu; Parmin Lumban Toruan; Andi Arif Setiawan
Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (JUPITER) Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (JUPITER)
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jupiter.v6i2.15962

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi waktu fermentasi dan jarak elektroda terhadap nilai arus dan tegangan listrik yang dihasilkan dari media elektrolit air lindi sampah. Waktu fermentasi yang digunakan adalah 1 hari, 3 hari, dan 5 hari. Elektroda yang digunakan terdiri dari tembaga (Cu) sebagai katoda dan seng (Zn) sebagai anoda. Pengukuran dilakukan untuk menentukan arus dan tegangan listrik yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus dan tegangan listrik tertinggi diperoleh pada fermentasi hari pertama, dengan nilai masing-masing sebesar 0.074 mA dan 0.759 V. Sebaliknya, arus dan tegangan terendah tercatat pada fermentasi hari kelima, yaitu 0.027 mA dan 0.532 V. Variasi waktu fermentasi dan jarak elektroda berpengaruh terhadap nilai arus dan tegangan listrik yang dihasilkan, dengan kecenderungan penurunan arus dan tegangan seiring bertambahnya waktu fermentasi.
Manufacture of Nanofibers for Wound Dressing Applications from Sea Cucumber and Curcuma longa, Turmeric sp. Fatma Sari, Wida; Rahmawati; Atina; Parmin Lumban Toruan
Journal of Biobased Chemicals Vol. 5 No. 1 (2025): Journal of Biobased Chemicals
Publisher : Program Studi Teknik Kimia Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jobc.v5i1.5659

Abstract

The skin is the topmost layer safeguards the body and can be vulnerable to injuries, like cuts. Turmeric and sea cucumber are recognized for their effectiveness in healing wounds The research used natural polymers such as turmeric and sea cucumber, while the synthetic polymer used was polyvinyl alcohol (PVA). Electrospinning equipment is used to produce the nanofibres. The variables investigated in this study were the concentrations of PVA, turmeric and sea cucumber. Gamat and curcuma are proven to accelerate wound healing but there is no literature that explains whether they are compatible with PVA in making nanofibres. The nanofibres were analysed using scanning electron microscopy (SEM). The most optimal nanofiber composition for wound dressing applications is PVA with a concentration of 12%, turmeric 2%, and curcuma 0.5%.