In this modern era, people cannot live without media because they provide information on social realities. Film is one of the media which includes information on social reality. A film entitled Yowis Ben talks about Javanese social reality in Malang. Furthermore, it uses the Javanese language in most of its dialogues. It depicts the social reality that the Javanese language is still widely used in Malang. Although Malang’s largest population is Javanese, as an urban city, it is visited by many people from different regions of Indonesia and abroad. Therefore, the Javanese language is not the only language used in Malang and research on the survival of the Javanese language is important. This article aims to analyze the survival of the Javanese language as depicted in Yowis Ben film descriptively. Data were gathered from the dialogue in the first Yowis Ben film. Then, data were analyzed using code-mixing, code-switching, and language survival theory. The analysis shows that the Javanese language can survive because the community realizes it as part of its identity. Moreover, it can survive because it is used in multilingualism. AbstrakDi era modern ini, masyarakat tidak bisa hidup tanpa media karena memberikan informasi mengenai realitas sosial. Film merupakan salah satu media yang memberikan informasi mengenai realitas sosial. Sebuah film berjudul Yowis Ben yang menceritakan tentang realita sosial orang Jawa di Malang. Selain itu, dalam film Yowis Ben, bahasa Jawa digunakan pada sebagian besar dialog filmnya. Hal tersebut menggambarkan realitas sosial bahwa bahasa Jawa masih banyak digunakan di Malang. Menariknya, meskipun populasi terbesar di Malang adalah suku Jawa, sebagai kota urban, Malang banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Oleh karena itu, bahasa Jawa bukan satu-satunya bahasa yang digunakan di Malang dan penelitian mengenai pemertahanan bahasa Jawa menjadi penting. Artikel ini bertujuan menganalisis pemertahanan bahasa Jawa yang tergambar dalam film Yowis Ben secara deskriptif. Data dikumpulkan dari dialog dalam film pertama Yowis Ben. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan teori campur kode, alih kode, dan pemertahanan bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa Jawa dapat bertahan karena masyarakat menyadarinya sebagai bagian dari identitasnya. Selain itu, bahasa Jawa bisa bertahan karena digunakan dalam situasi multibahasa.