Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLIKASI ASAS ITIKAD BAIK DALAM AKAD MURABAHAH DI PERBANKAN SYARIAH Ainiah, Zumrotul; Santoso, Lukman
An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 4, No 2 (2018): An-Nisbah
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/an.2018.4.2.73-98

Abstract

Abstract: Islamic banking in practice to implement financing one of them using Akad Murabahah, or commonly called bai al-murabaha. Akad which contains a number of rights and obligations for the parties, namely the Bank Syariah and the customer as the applicant Murabahah Financing Agreement. The financing is required by the customer, by purchasing the goods from the supplier and then selling them to the customer by adding a cost-plus profit and this is done through the first negotiation between the bank and the customer. In it contains an agreement that is the necessity of the principle of good faith. The goodwill underlying the formation of murabahah financing contract if the contract is made to fulfill the harmonious and contractual terms, then the contract has the binding strength as binding the Law. The contract can not be canceled other than the agreement of both parties or not contrary to the law, public order or morals, and the contract must be executed in accordance with the agreed, concerning good faith not only for the implementation of the agreement but also when the creation of the contract both parties should be based on good faith. With good faith in murabahah contract, it will fulfill the intention for both parties and the less chance of default in the contract.
IMPLIKASI ASAS ITIKAD BAIK DALAM AKAD MURABAHAH DI PERBANKAN SYARIAH Santoso, Lukman; Ainiah, Zumrotul
An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 4, No 2 (2018): An-Nisbah
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/an.2018.4.2.73-98

Abstract

Abstrak: Perbankan syariah dalam prakteknya melaksanakan pembiayaan salah satunya menggunakan akad murabahah, atau biasa juga disebut bai’ al-murabahah. Akad yang memuat sejumlah hak dan kewajiban bagi para pihak, yakni pihak Bank Syariah dan pihak nasabah selaku pemohon Akad Pembiayaan Murabahah. Pembiayaan tersebut dibutuhkan oleh nasabah, dengan membeli barang dari pemasok kemudian mejualnya kepada nasabah dengan menambahkan biaya keuntungan (cost-plus profit) dan ini dilakukan melalui perundingan terlebih dahulu antara bank dengan pihak nasabah yang bersangkutan. Di dalamnya memuat suatu perjanjian yakni keharusan adanya asas itikad baik. Itikad baik yang mendasari terbentuknya akad pembiayaan murabahah apabila akad tersebut dibuat memenuhi rukun dan syarat akad, maka akad tersebut mempunyai kekuatan mengikat sebagaimana mengikatnya Undang-Undang. Akad tidak dapat dibatalkan selain ada kesepakatan kedua belah pihak atau tidak bertentangan dengan Undang-Undang, ketertiban umum maupun kesusilaan, dan akad tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan yang disepakati, perihal itikad baik tidak hanya untuk pelaksanaan perjanjian melainkan juga saat dibuatnya akad tersebut kedua belah pihak harus didasarkan atas itikad baik. Dengan adanya itikad baik dalam akad murabahah, maka akan terpenuhinya hajat bagi kedua belah pihak dan sedikit kemungkinan terjadinya wanprestasi dalam akad tersebut.