Penelitian ini menganalisis pengaruh nilai tukar mata uang, inflasi, dan Gross National Product (GNP) terhadap hutang luar negeri di 11 negara ASEAN selama 2013-2023. Hutang luar negeri merupakan isu krusial bagi negara berkembang, termasuk anggota ASEAN, karena dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan perkembangan sosial. Fokus penelitian ini adalah memahami hubungan antara variabel makroekonomi tersebut dalam perspektif ekonomi Islam, yang menekankan prinsip keadilan dan keberlanjutan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda, menggunakan data sekunder dari 11 negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Timor Leste. Uji statistik seperti uji Chow, uji Hausman, dan uji Lagrange Multiplier dilakukan untuk menentukan model yang tepat. Hasil analisis bertujuan mengidentifikasi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap hutang luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan inflasi berpengaruh signifikan terhadap hutang luar negeri, dengan koefisien positif yang menunjukkan bahwa peningkatan inflasi mendorong negara mengambil lebih banyak utang untuk mendukung perekonomian. Sebaliknya, nilai tukar mata uang dan GNP tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Dalam perspektif ekonomi Islam, pentingnya pengelolaan utang luar negeri yang bijaksana dan berbasis syariah diungkapkan, menghindari riba dan memastikan utang digunakan untuk pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengelolaan utang harus mempertimbangkan inflasi dan penerapan prinsip ekonomi Islam untuk mencapai keberlanjutan dan keadilan.