This study aims to analyze the effect of environmental, organizational culture (EOC), green accounting, earnings quality, and asset turnover on firm value in the primary consumer goods sector in Indonesia. This study uses a quantitative approach with the SEM-PLS method using Smart-PLS. Data was taken from 83 companies on the Indonesia Stock Exchange during 2021-2022. The results showed that EOC has a significant negative effect on firm value, while green accounting and earnings quality have no significant effect. On the other hand, asset turnover shows a significant positive effect on firm value. This study is limited to the primary consumer goods sector with a small sample, so it cannot be generalized to other industries. It is recommended to include other variables, such as innovation and risk management, in further research. These findings can help practitioners and regulators understand the importance of asset turnover in increasing firm value, as well as suggest companies review the implementation of EOC that is not following their business strategy. This study provides new insights into the under-discussed role of EOC and green accounting in the primary consumer goods sector, particularly in the context of Indonesian companies. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan, budaya organisasi (EOC), akuntansi hijau, kualitas laba, dan perputaran aset terhadap nilai perusahaan pada sektor barang konsumsi primer di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode SEM-PLS menggunakan Smart-PLS. Data diambil dari 83 perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2021-2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EOC berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan green accounting dan kualitas laba tidak berpengaruh signifikan. Di sisi lain, perputaran aset menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini terbatas pada sektor barang konsumsi primer dengan sampel yang kecil, sehingga tidak dapat digeneralisasi untuk industri lain. Disarankan untuk memasukkan variabel lain, seperti inovasi dan manajemen risiko, dalam penelitian selanjutnya. Temuan ini dapat membantu praktisi dan regulator untuk memahami pentingnya perputaran aset dalam meningkatkan nilai perusahaan, serta menyarankan perusahaan untuk meninjau kembali implementasi EOC yang tidak sesuai dengan strategi bisnis mereka. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang peran EOC dan akuntansi hijau yang masih jarang dibahas di sektor barang konsumsi primer, khususnya dalam konteks perusahaan Indonesia.