Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Konsep Pengembangan Dalam Pendidikan Islam dI Era Society 5.0 Hamsah, Yudi
Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam Vol 23 No 1 (2024): Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAI Nasional Laa Roiba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/mk.v23i1.3619

Abstract

This article contains the concept of development in Islamic education in the era of society 5.0. Talking about education is certainly one of the ideals of all human beings to increase their dignity as a moral human being. Through education we get a variety of knowledge consisting of social, economic, religious and so on. Education that is no less important is Islamic education, because in Islamic education we are taught how to be good human beings. In this era of society, we are supported by very adequate facilities and infrastructure, of course with the presence of gadgets that we can use to learn and teach without having to spend extra energy. With just a cellphone and internet quota, students can access all forms of education through electronic media. The presence of changing times certainly makes its own development for Islamic education. Keywords: Development, Islamic Education, Era of Society Abstrak Artikel ini memuat tentang konsep pengembangan dalam pendidikan Islam di era society 5.0. Berbicara mengenai pendidikan tentu merupakan salah satu cita-cita dari seluruh manusia untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagai manusia bermoral. Melalui pendidikan kita mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan yang terdiri dari sosial, ekonomi, agama dan lain sebagainya. Pendidikan yang tak kalah pentingnya adalah pendidikan Islam, karena dalam pendidikan Islam kita diajarkan bagaimana menjadi manusia yang baik. Di era society ini, kita di dukung oleh sarana dan prasarana yang sangat memadai, tentu dengan hadirnya gadget yang bisa kita manfaatkan untuk belajar dan mengajar tanpa harus mengeluarkan tenaga yang ekstra. Cukup dengan bermodal handphone dan kuota internetan, para pelajar sudah bisa mengakses segala bentuk pendidikan melalui media elektronik. Hadirnya perubahan zaman tentu membuat perkembangan tersendiri bagi pendidikan Islam. Kata Kunci : Pengembangan, Pendidikan Islam, Era Society
Islamic Legal Review of the Tradition of Laylat al-Henna in Wedding Ceremonies in Arab-Indonesia Descendant Families in Palu City Hamsah, Yudi; Rahmy, Irma Nur; Al-Habsyi, Fathiya
Thaqafiyyat : Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam Vol 23, No. 1 (2024): Thaqāfiyyāt
Publisher : Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/thaq.2024.23102

Abstract

Abstract: One tradition that is currently still in effect and practiced by the community is the tradition of using henna in wedding ceremonies. The issue that arises in this henna usage tradition is that, with the advancement of technology, various types of henna have proliferated in the market, some of which are mixed with chemicals that can form a waterproof layer, thus making the color of the henna more intense and accelerating absorption. The diversity of henna types has led many people to doubt the naturalness of the ingredients contained in henna paste and may impede purity in worship. The purpose of this research is to analyze the issues related to the use of henna in the context of Islamic law, using empirical legal research methods and a sociology of Islamic law approach. This research then produces several conclusions: first, there are two types in the categorization of henna paste, namely natural henna with a reddish-brown color and black henna, which is the result of mixing natural henna with chemical substances. In the community's view, black henna should not be used. Second, the tradition of using henna in the Arab-Indonesian community in Palu is referred to as Laylat al-Henna, which has symbolic meaning, such as the hope that the prospective bride will soon have offspring, bringing happiness to the family that will be established. The Laylat al-Henna tradition falls into the category of 'urf shahih because it does not contradict Sharia, both in the text and other legal sources.Abstrak: Penggunaan henna dalam upacara pernikahan masih menjadi tradisi yang umum di masyarakat. Masalah yang muncul dalam tradisi penggunaan henna ini adalah, dengan kemajuan teknologi, berbagai jenis henna telah banyak beredar di pasaran, beberapa di antaranya dicampur dengan bahan kimia yang dapat membentuk lapisan tahan air sehingga membuat warna henna lebih pekat dan mempercepat penyerapan. Keberagaman jenis henna ini membuat banyak orang meragukan kealamian bahan yang terkandung dalam pasta henna dan dapat menghambat kesucian dalam beribadah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis permasalahan terkait penggunaan henna dalam konteks hukum Islam, dengan menggunakan metode penelitian hukum empiris dan pendekatan sosiologi hukum Islam. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan: pertama, terdapat dua jenis dalam klasifikasi pasta henna, yaitu henna alami dengan warna merah kecoklatan dan henna hitam yang merupakan hasil campuran henna alami dengan bahan kimia. Dalam pandangan masyarakat, henna hitam sebaiknya tidak digunakan. Kedua, tradisi penggunaan henna di kalangan masyarakat Arab-Indonesia di Palu disebut dengan Laylat al-Henna, yang memiliki makna simbolis, seperti harapan agar calon pengantin segera mendapatkan keturunan, membawa kebahagiaan bagi keluarga yang akan dibentuk. Tradisi Laylat al-Henna termasuk dalam kategori 'urf shahih karena tidak bertentangan dengan syariat, baik dalam teks maupun sumber hukum lainnya.
THE PRACTICE OF POLYANDRY MARRIAGE IN WOLWAL VILLAGE IN THE PERSPECTIVE OF SOCIOLOGY OF ISLAMIC LAW Hamsah, Yudi; Rahmi, Irma Nur
Al-Usroh Vol. 3 No. 2 (2023): Al-Usroh: Jurnal Hukum Islam dan Hukum Keluarga
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/al-usroh.v3i2.2019

Abstract

This study aims to find out how polyandry marriages are practiced in Wolwal Village, Alor Barat Daya District, Alor Regency, East Nusa Tenggara Province. This type of research is a type of qualitative research using field research methods, so that researchers go directly to the community and obtain valid data. The procedure of this research is data collection, data reduction, data presentation and the stage of verification or drawing conclusions. Based on the data collected then analyzed using a sociological normative approach, namely by assessing the facts or realities that exist in society or the values ??that are held in society, whether marriage is in accordance with the rules of Islamic teachings or actually deviates. The instruments used were observation, interviews, and documentation related to polyandry marriages in Wolwal Village. Based on the research results obtained, the researchers concluded that there were polyandry marriages in Wolwal Village. This marriage was caused on the basis of ignorance about the marriage procedure recommended by Islamic law and also other factors that increased within the perpetrator of the marriage so that the marriage took place. Meanwhile, in a sociological review of Islamic law, there is a prohibition in polyandry marriages due to the fact that in this marriage there will be defects in family relations or in society in general and not knowing the biological children of the couple.
Analysis of Islamic Law of Working Capital Finance Practises for UMKM at PT PNM Mekaar Syariah, Labuapi, West Lombok Hamsah, Yudi
Alhurriyah Vol 8 No 1 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/al hurriyah.v8i1.6096

Abstract

This article contains an analysis of Islamic law on the practice of working capital financing for UMKM at PT PNM Mekaar Syariah, Labuapi Branch, West Lombok's. This study aims to determine the status of Islamic law on the practice of UMKM working capital financing at PT PNM Mekaar Syariah. This research is included in the type of field research that uses an normative-empirical approach in which the researcher looks at phenomena that occur in the field and then compares them with the provisions of Islamic law. The results of this study indicate that the practise of Working Capital Financing for UMKM PT PNM Mekaar Syariah, Labuapi, West Lombok is not in accordance with the fiqh muamalah law. This is because, in the practise of financing business capital at PT PNM Mekaar Syariah, Labuapi, West Lombok, it uses a murabahah contract in carrying out an agreement with a wakalah contract where the customer is given the power to buy goods according to their needs, but there are some customers who do not use the capital as they should be.Artikel ini memuat tentang analisis hukum Islam terhadap praktik pembiayaan modal kerja bagi UMKM pada PT PNM Mekaar Syariah cabang Labuapi, Lombok Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status hukum Islam terhadap praktik pembiayaan modal kerja UMKM pada PT PNM Mekaar Syariah. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan normatif-empiris yang mana peneliti melihat fenomena yang terjadi di lapangan kemudian dikomparasikan dengan ketentuan hukum Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Praktik Pembiayaan Modal Kerja UMKM PT PNM Mekaar Syariah cabang Labuapi Lombok Barat tidak sesuai dengan kaidah hukum fiqh muamalah. Hal ini dikarenakan dalam praktik pembiayaan modal usaha di PT PNM Mekaar Syariah cabang Labuapi, Lombok Barat menggunakan akad murabahah dalam melakukan perjanjian dengan akad wakalah yang dimana pihak nasabah diberikan kuasa untuk membeli barang sesuai dengan kebutuhannya, akan tetapi ada sebagian nasabah tidak menggunakan modal tersebut sebagaimana mestinya.
EKSISTENSI HUKUM ISLAM DALAM KONSTITUSI-KONSTITUSI INDONESIA Hamsah, Yudi
Jurnal Paris Langkis Vol 2 No 2 (2022): Edisi Maret 2022
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.366 KB) | DOI: 10.37304/paris.v2i2.4149

Abstract

Indonesia sebagai Negara hukum sudah termaktub di dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (3) yang berbunyi “ Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Hal tersebut terbukti dengan pluralnya hukum yang berlaku di Indonesia ini yang terdiri dari Hukum Barat, Hukum Islam, sampai dengan Hukum Adat yang merupakan Hukum tertua di Indonesia. Hukum Islam menjadi sumber dari pembentukan Hukum Nasional yang datang disamping hukum-hukum yang lainnya. Hukum Islam yang terus berkembang di tengah-tengah konstitusi Negara Indonesia terkadang mendatangkan pro dan kontra di kalangan politisi, praktisi bahkan masyarakat setemmpat. Beragamnya sumber hukum di Indonesia juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap penyelesaian sengketa di lingkungan peradilan Indonesia. Bagi mereka orang muslim menggunakan hukum Islam untuk menyelesaikan sengketa perdatanya sedangkan non muslim menggunakan hukum nasional atau hukum perdata untuk menyelesaikan sengketa perdatanya. Meskipun sudah mempunyai kompetensi masing-masing peradilan terkadang masih ada beberapa peradilan yang menuai pro kontra saat sengketa perdata antara orang muslim dengan orang non muslim. Banyak orang yang memiliki persepsi bahwa hukum nasional yang harus di kedepankan dalam keadaan demikian begitupun sebaliknya hukum Islam yang harus di kedepankan. Hal tersebut menjadi pertanyaan besar tentang bagaimana eksistensi hukum Islam di tengah-tengah konstitusi-konstitusi Indonesia atau sistem hukum nasional Indonesia.
Normative Approach in the Study of Islamic Law Based On The Thoughts Of Charles J Adams Hamsah, Yudi
Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/tazkir.v9i1.6911

Abstract

This article discusses Islamic law which is in the spotlight of many groups, especially western scientists who feel moved to study Islamic law with various theories to solve all the problems contained in Islamic law. In this article the author uses library research by collecting various literatures that discuss normative approaches in the study of Islamic law according to Charles J Adams. The results of this study stated that Charles J Adams studied Islam by using his theory, namely using normative and descriptive approaches. The normative approach consists of three parts: the Traditional Missionary Approach, the Irenic (peaceful) Apologetic Approach, the Descriptive Approach, the Philological and Historical Approach, and the Phenomenological Approach. Broadly speaking, the approach offered by Charles J. Adams refers to an approach to Islamic studies based on the values of the basic norms or rules that come from God. The scope of Charles J. Adams' approach includes the Koran, hadith, the prophet Muhammad, pre-Islamic Arabic, Kalam, Sufism, Shia and Popular Religion. One of the thinkers from Indonesia, namely Amin Abdullah, also coined his theory. The first is the problem of understanding Islam, which so far has been understood as a standard dogma. These two types of approaches are theological-normative and historical-empirical approaches are indispensable in viewing the diversity of pluralistic societies.