Penelitian ini mengeksplorasi peran pustakawan dalam meningkatkan aksesibilitas layanan inklusif bagi pemustaka tunanetra di Perpustakaan Umum Cikini Jakarta. Akses informasi bagi penyandang disabilitas, khususnya tunanetra, seringkali diabaikan dalam kebijakan perpustakaan di Indonesia. Perpustakaan Umum Cikini Jakarta telah berkomitmen untuk menyediakan layanan inklusif dengan fasilitas khusus, seperti ruang disabilitas yang dilengkapi teknologi asistif, bahan bacaan braille, audiobook, dan perangkat digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data yang mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan ini telah mengadopsi strategi kolaboratif dengan komunitas disabilitas dan mengimplementasikan program pelatihan khusus bagi pustakawan untuk memahami kebutuhan pemustaka tunanetra. Tantangan yang dihadapi termasuk rendahnya minat membaca di kalangan pengunjung dan kesalahpahaman terkait layanan inklusi. Namun, komitmen perpustakaan dan pustakawan dalam menyediakan layanan yang ramah disabilitas, serta pelatihan yang berkelanjutan, telah berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan dan kepuasan pemustaka. Perpustakaan Umum Cikini Jakarta berhasil menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua pengunjung, menegaskan pentingnya peran pustakawan dalam menjembatani kesenjangan akses informasi dan mempromosikan inklusi di perpustakaan. Penelitian ini menyarankan peningkatan promosi layanan inklusif dan pengembangan program-program baru untuk lebih mendukung pemustaka tunanetra, serta mendorong perpustakaan lain untuk mengikuti model layanan inklusif yang telah diterapkan di Perpustakaan Umum Cikini Jakarta.