Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Pengembangan Kawasan Insdustri Di Desa Pandai Besi Ngingas, Waru Sidoarjo Tisa Angelia; Ikamto Budiman; Clara Sarti Widiwati; I Komang Kerthajaya
Asthadarma : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Merdeka Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/asthadarmajurnalpengabdiankepadamasyarakat.v5i1.40

Abstract

The purpose of this community service is to find out what the Ngingas Region is, the Disadvantages and Advantages of Ngingas and the Potential to be developed. The implementation was carried out in Waru Sidoarjo. Waru District as an area dense with industrial sectors, there is a metal processing industry center that grows in the midst of local community life. The location of the growth of the metal industry center is in Ngingas Village, Kureksari Village, and also Kedungrejo Village. An industrial center is an area that is identical to a grouping of types of industries that have similarities both in terms of raw materials and finished goods whose production in an area, from the beginning of its emergence has been deeply rooted for a long time in the area and has brought its influence from the existence of the metal center to the pattern of community life activities around it. Such as the existence of the metal processing industry center in Waru District which has existed since 1978.
Satukan Langkah Kecil Bersama Keindahan Dan Hangatnya Berbagi Civitas Akademika Universitas Merdeka Surabaya Pada Panti Asuhan Al-Huda Karah Kota Surabaya Clara Sarti Widiwati; Tisa Angelia; Ikamto Budiman; I Komang Kerthajaya
Asthadarma : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Merdeka Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/asthadarmajurnalpengabdiankepadamasyarakat.v5i1.41

Abstract

The purpose of this service is to develop the potential of the members of the Al-Huda Karah Orphanage in Surabaya City and to become a means of friendship between Lecturers and Students of Merdeka University of Surabaya with the Management and Members of the Al-Huda Karah Orphanage in Surabaya City. The implementation was carried out by the Al-Huda Karah Orphanage in Surabaya City. Education is a social process in which an organized environment such as school and home, can influence a person to develop attitudes and behavioral skills in themselves and in society. Education is carried out through 2 things, namely formal and non-formal education. Formal education is education through schools or universities. Non-formal education is education through reading books and learning through the experiences of others.
Terminal Angukutan Umum Di Kota Malang Rehyantaka Purwasesyaning Bumi; Tisa Angelia; Ikamto Budiman
WASTU: Jurnal Wacana Sains & Teknologi Vol. 6 No. 1 (2024): Oktober
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/wastu.v6i1.40

Abstract

Kota Malang dikenal sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur, berada di posisi setelah Kota Surabaya. Selain itu, lokasinya yang strategis di pusat Kabupaten Malang memberikan nilai tambah tersendiri memberikan kemudahan akses ke berbagai kawasan. Tema perancangan yang digunakan adalah Arsitektur Kontemporer adalah gaya desain bangunan yang mencerminkan tren, teknologi, dan ide-ide terbaru dalam arsitektur pada zaman sekarang. Terdapat 7 poin penting sebagai persayaratan untuk memenuhi desain Arsitektur Kontemporer. Teori yang sesuai dengan perancangan ini mengacu pada Inklusif Desain merupakan sebuah cara untuk mendesain yang mampu menghasilkan fasilitas atau produk bagi semua orang secara umum dari berbagai jenis kelamin, usia, kemampuan dan kondisi dan bekerja sama untuk menghilangkan batas dalam sosial, teknik, politik, dan juga ekonomi (Joyce M, 2012). Dan mengerucut pada penekanan desain yaitu “Design of Transport Interchange”. Terdapat setidaknya 5 kriteria menurut Brian Edward dalam buku “Sustainability and The Design of Transport Interchange”. Kesimpulan yang didapat dari hasil perancangan ini adalah dari fakta atau realitas yang ada dan berbagai isu sosial maka sebuah desain seharusnya memenuhi persyaratan bagi para pengguna, misalkan pada terminal ini para penumpang harus selayaknya mendapat kenyamanan, keindahan, dan keamanan secara fungsional dari fasilitas dan ruang-ruang yang ada dalam bangunan. Karena kestabilan fungsional dan juga bentukan desain sangat berpengaruh bagi para pengguna. Ditambah lagi berbagai macam kalangan usia, gender dan juga ras memakai dan
Digital Art Studioland di Surabaya Saiful Anam; Tisa Angelia; Ikamto Budiman
WASTU: Jurnal Wacana Sains & Teknologi Vol. 5 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/wastu.v5i2.36

Abstract

Tujuan dari perancangan Digital Art Studioland di Surabaya adalah merancang akademi desain animasi dengan pendekatan arsitektur nusantara di Surabaya sehingga mencerminkan budaya yang bermanfaat sebagai identitas Indonesia sehingga dapat dikenal salah satu fungsi bangunan pendidikan. Digital Art Studioland adalah Sekolah design digital yang terletak di Kota Surabaya yang mana dari Sekolah ini warga Kota Surabaya dapat belajar berinovasi atau pengembangan diri menggunakan digital yang lebih khusus untuk desain animasi. Perancangan sesuai teori Geoffrey Broadben (1980) pada tipe desain pertama pragmatic desain merupakan sebuah evolusi yang terbaru dalam pemanfaatan material dan teknologi untuk membangun bangunan. Kedua, analogi desain perancangan yang menganalogikan bangunan terhadap suatu benda atau bentuk lain. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer (observasi, catatan data, dan dokumentasi) dan data sekunder (media online, studi literature, dan studi banding). Kerangka alur perancangan Digital Art Studioland dalam sebuah perancangan terdapat pola untuk menentukan alur yang akan di jalankan hingga menjadi pijakan dalam perancangan. Melalui pengolahan data, tata ruang, pemilihan material bangunan, aksesibilitas hingga system sirkulasi. Metode penelitian sebagai cara pandang untuk memulai permasalahan desain sehingga menciptakan skala ruang dalam bangunan pendidikan sehingaga menimbulkan kegiatan yang membangun proses belajar mengajar dengan nyaman.dalam pembentukan perilaku dan karakter seorang siswa.
Co-Working Space Di Surabaya Dengan Pendekatan Arsitektur Hijau Maulidia Dewi Nur Aini; Tisa Angelia; Ikamto Budiman
WASTU: Jurnal Wacana Sains & Teknologi Vol. 6 No. 2 (2025): April
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/wastu.v6i2.43

Abstract

Pada era sekarang ini, freelancer semakin hari semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, di Indonesia terdapat 33,34 juta orang bekerja sebagai freelancer dan pemilik bisnis kecil hingga Agustus 2021. Angka tersebut naik 4,32 juta orang atau 26 persen dari tahun sebelumnya. Serta berdasarkan data sribulancer.com (start up yang mewadahi freelancer), Surabaya merupakan kota dengan peringkat ketiga yang memiliki freelancer terbanyak. Kota Surabaya saat ini belum memiliki wadah yang memadai untuk memfasilitasi kegiatan bekerja secara fleksibel. Freelancer, mahasiswa dan organisasi-organisasi kecil biasanya melakukan aktivitas di cafe atau warung kopi, tempat seperti ini memiliki kekurangan seperti tingkat privasi rendah, polusi dan kebisingan. Diperlukan suatu wadah berupa co-working space, yang mampu memfasilitasi kegiatan bekerja secara fleksibel. Dengan hadirnya co-working space di Surabaya ini diharapkan dapat mewadahi dan memfasilitasi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bekerja secara fleksibel di Surabaya. Melalui penyediaan tempat ini, dengan pendekatan arsitektur hijau dan fasilitas yang memadai diharapkan menjadi tempat yang nyaman bagi kalangan masyarakat yang membutuhkan ruang kerja bersama secara fleksibel.