p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Diglosia
Zulfitriyani, Zulfitriyani
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas PGRI Sumatera Barat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MATRILINEAL DALAM NOVEL "AKU TIDAK MEMBELI CINTAMU" KARYA DESNI INTAN SURI: KAJIAN SOSIOANTROPOLOGI SASTRA Zulfitriyani, Zulfitriyani; Hartati, Yulia Sri
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v7i1.5150

Abstract

Nilai sastra dalam novel tidak bisa dilepaskan dengan fenomena sosial di masyarakat. Matrilineal di Minangkabau sebagai sebuah sistem telah ada sejak masa sastra modern di Indonesia. Minangkabau dahulunya terkenal karena kisah ironi terkait pernikahan dan adat. Sementara sastra yang hadir pada masa sekarang memperlihatkan keadaan masyarakat masa kini dengan tatanan matrilineal yang sebagian masih mempertahankan sistem masa lalu serta masih banyak dijumpai dalam realitas masyarakat sekarang walaupun hal itu hanya diungkapkan dalam bentuk karya fiksi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana sistem matrilineal dalam novel warna lokal Minangkabau dalam novel Aku Tidak Membeli Cintamu karya Desni Intan Suri. Hal tersebut dipengaruhi oleh latar belakang sosial pengarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbentuk deskriptif analisis yang sifatnya membahas secara mendalam suatu informasi lalu ditandai dalam teks. Pendekatan yang dipakai adalah kombinasi kajian sosiologi dan antropologi sastra dilengkapi dengan pandangan dunia pengarang Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sistem matrilineal dalam novel warna lokal Minangkabau ditemukan bahwa bentuk sistem matrilineal terbentuk dari peran bundo kandung, pertalian kekerabatan, perihal perkawinan, dan tentang pewarisan harta pusaka tinggi masih dipakai. Sementara, berdasarkan sosial budaya secara tidak langsung dikaitkan dengan pandangan dunia pengarang yang bisa berupa pengalaman masa lalu, sekarang dan pikiran maju masa depan sesuai dengan sosial, adat, dan budaya yang telah dipakai. Kata kunci: matrilineal, novel, warna lokal Minangkabau, sosioantropologi sastra  The literary value in the novel cannot be separated from social phenomena in society. Matrilineal in Minangkabau as a system has existed since the time of modern literature in Indonesia. The Minangkabau used to be famous for ironic stories related to marriage and customs. Meanwhile, the literature that is present today shows the condition of today's society with a matrilineal order, some of which still maintain the past system and are still commonly found in the reality of today's society, even though this is only expressed in the form of works of fiction. Therefore, the purpose of this research is to see how the matrilineal system is in the Minangkabau local color novel in Desni Intan Suri's novel Aku Tidak Membeli Cintamu. It is influenced by the author's social background. This research is qualitative research in the form of descriptive analysis which discusses information in depth and then marks it in the text. The approach used is a combination of sociological studies and literary anthropology complemented by the author's worldview. The results of this study show that the matrilineal system in Minangkabau local color novels found that the form of the matrilineal system is formed from the role of a biological mother, kinship ties, marriage matters, and inheritance of high inheritance. still used. Meanwhile, based on socio-culture, it is indirectly related to the author's world view which can be in the form of experience, present and forward-thinking in the future according to the social, customs, and culture that have been used. Keywords: matrilineal, novels, Minangkabau local colours, literary socio-anthropology
KEARIFAN LOKAL UNGKAPAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT LUBUK LANDUA DI NAGARI AUR KUNING KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Widia, Widia; Hartati, Yulia Sri; Zulfitriyani, Zulfitriyani
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v8i1.5554

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kearifan lokal yang terdapat pada ungkapan kepercayaan masyarakat Lubuk Landua di Nagari Aur Kuning Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Jenis penelitian iniadalah penelitian kualitatif. Data diperoleh dari masyarakat dan bahan kepustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, teknik rekam dan teknik catat untuk memeproleh data dari narasumber. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan memasukan data yang diperoleh dalam tabel inventaris. Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah tringulasi. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga nilai kearifan lokal uangkapan kepercayaan masyarakat Lubuk Landau di Nagari Aur Kuning Kecamanatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yaitu berkaitan dengan nilai (1) nilai religi, (2) nilai estetika, dan (3) nilai moral. Kata Kunci: kearifan lokal, folklor, ungkapan This research aims to describe the local wisdom contained in the expressions of belief of the Lubuk Landua community in Nagari Aur Kuning, Pasaman District, West Pasaman Regency. This type of research is qualitative research. Data was obtained from the community and library materials. Data collection techniques were carried out using observation, interviews, recording techniques and note-taking techniques to obtain data from sources. The data analysis technique used is by entering the data obtained in the inventory table. The data validation technique used is triangulation. The results of this research show three local wisdom values as expressed by the beliefs of the Lubuk Landau community in Nagari Aur Kuning, Pasaman District, West Pasaman Regency, namely those related to (1) religious values, (2) aesthetic values, and (3) moral values. Keywords: local wisdom, folklore, ungkapan Â