Testing merupakan diagnosis awal untuk mengetahui status seseorang apabila terinfeksi virus Covid-19. Tujuan penelitian mengetahui pelaksanaan testing Covid-19 di Kota Jayapura. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian berupa petugas testing Covid-19 dan sampel berjumlah 35 orang dengan teknik sampling jenuh yaitu Litbangkes (n=14), Labkesda (n=11), dan BPOM (n=10) yang diperoleh dari pengisian kuesioner dalam bentuk google form (24 orang) dan kuesioner offline (11 orang). Analisis data yang digunakan berupa uji chi square dan regresi logistik berganda. Perempuan paling dominan (62,9%) dalam melaksanakan testing dengan usia dewasa awal yaitu 26-35 tahun (45,7%) dan memiliki masa kerja baru < 6 tahun (62,9%). SDM di Laboratorium Kota Jayapura mencukupi namun memiliki rangkap pekerjaan (71,4%) dan beban kerja (82,9%). Anggaran pelaksanaan testing tercukupi dalam pemeliharaan mesin (68,6%), APD (54,3%), BSC (82,9%) dengan menerima kompensasi insentif (54,3%). Laboratorium Kota Jayapura menggunakan mesin PCR dalam pelaksanaan testing Covid-19 dengan metode lebih dari 4 langkah. APD (80%), mesin (97,1%), stok reagen (68,6%), dan BSC (85,7%) tercukupi. Spesimen dikirim/diterima oleh Laboratorium < 24 jam (54,3%) dengan waktu tunggu hasil pemeriksaan ≤ 48 jam dan hasil pemeriksaan spesimen dilaporkan melalui aplikasi allrecord-tc19 dalam waktu 1x24 jam. Hasil pengujian dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara SDM (p-value 0,026; PR 13,143) dan pencatatan dan pelaporan (p-value 0,041; PR 0,167) dengan pelaksanaan testing Covid-19. Namun hubungan antara anggaran 19 (p-value 0,130; PR 4,750), fasilitas (p-value 1,000; PR 1,098) dan metode (p-value1,000; PR 1,250) dengan pelaksanaan testing Covid-19 tidak signifikan. Pencatatan dan Pelaporan merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi pelaksanaan testing Covid-19 (p-value 0,013; Exp (B) 13,277).