ABSTRAK Perkembangan pada dunia teknologi dalam menunjang kebutuhan komunikasi berkembang pesat. Dunia tanpa kebel menjadi hal yang diusung pada era ini. Digitalisasi memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses informasi. digitalisasi juga membuat semua orang bisa menajdi sumber sebuah informasi. jelas, ini adalah sebuah inovasi bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan mudah. Kemudahan yang diberikan oleh digitalisasi ini membuat perubahan pada perilaku masyarakat dalam mendaptkan akses informasi. Perusahaan penyiaran konvensional baik lokal maupun nasional harus melakukan strategi-strategi adaptif dalam menjalankan perusahaan di era digital saat ini jika ingin bertahan dan tidak ditinggal jaman. BANTEN TV sebagai perusahaan penyiaran lokal juga ikut bersaing pada era digital ini.Penelitian ini menggunakan teori cross media dari Feldmann (2005) dan mediamorfosis dari Roger Fidler (2003). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskirptif dengan metode studi kasus guna mengetahui strategi apa yangdigunakan oleh BANTEN TV sebagai media penyiaran lokal dalam mempertahankan diri di era disrupsi. Penelitian ini juga menggunakan paradigma konstruktivis dimana kebenaran suatu realitas sosial dapat dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial itu bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutik.Hasil dari penelitian ini, peneliti menemukan bahwa BANTEN TV sebagai media penyiaran konvensional lokal melakukan strategi cross media dan melakukan diversifikasi menengah yang didorong oleh konvergensi. Selain itu, ditemukan bahwa BANTEN TV melakukan mediamorfosis dengan memenuhi enam prinsip mediamorfosis.