Seran, Adriyani Nahak
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Code Blue Sistem oleh Perawat Seran, Adriyani Nahak; Prasetyo, Joko; Uly, Richal Grace Zefanya; Kiri, Hendjels A.
Jurnal Keperawatan Vol 16 No 4 (2024): Jurnal Keperawatan: Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v16i4.1896

Abstract

Code blue adalah kode dalam rumah sakit yang menandakan adanya kejadian cardiac arrest. Kesiapan perawat dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan dipengaruhi beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan, pengalaman, usia, dan motivasi, pelatihan, fasilitas, pendidikan, kerja sama dan komunikasi efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penerapan code blue sistem oleh perawat di rumah sakit X Kupang. Metode penelitian termasuk penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional dan total sampling berjumlah 37 perawat. Penelitian berlangsung selama bulan Juni 2021. Hasil penelitian menunjukkan perawat tingkat pengetahuan baik 94.6%, pengalaman kerja diatas 3 tahun 54.1%, usia dewasa awal 97.3%, motivasi tinggi 59.5%, yang mengikuti pelatihan BLS dan ACLS 91.9%, kelengkapan fasilitas trolley emergency 91.9%, tingkat pendidikan jenjang S1 Keperawatan 62.2%, kerjasama tim dan komunikasi baik 97.3%. Penerapan code blue sesuai SOP 64.9% dan tidak sesuai SOP 35.1%. Hasil uji chi-square menunjukan p-value 0.048 sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan penerapan code blue, nilai p- value 0.036 sehingga ada hubungan pengalaman kerja dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.168 sehingga tidak ada hubungan usia dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.850 sehingga tidak ada hubungan motivasi dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.014 sehingga ada hubungan pelatihan dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.014 sehingga ada hubungan fasilitas dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.139 sehingga tidak ada hubungan pendidikan dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.465 sehingga tidak ada hubungan kerjasama dan komunikasi dengan penerapan code blue. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk menganalisa faktor mana yang paling mempengaruhi penerapan code blue sistem.  
Analisis Analisis Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien, Kualitas Pelayanan dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Pasien Seran, Adriyani Nahak; Prasetyo, Joko; Ambarika, Rahmania
Jurnal Keperawatan Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Keperawatan: Maret 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v17i1.2232

Abstract

Salah satu pendekatan yang cukup efektif untuk menjaga kualitas pelayanan di rumah sakit adalah kepuasan pasien. Semakin tinggi tingkat kepuasan pasien, semakin baik layanan dan kualitas yang diberikan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan keselamatan pasien, kualitas pelayanan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan pasien di rumah sakit. Metode penilitian termasuk penilitian korelasional dengan pendekatan cross sectional dan random sampling berjumlah 276 pasien di ruang rawat inap. Penilitian berlangsung selama bulan November 2023 sampai dengan Desember 2023. Hasil menunjukkan bahwa kualitas pelayanan 259 responden (93,8%) menjawab baik dan 17 responden (6,2%) menjawab cukup untuk penerapan sasaran keselamatan pasien; lingkungan kerja 263 responden (95,3%) menjawab baik, 12 responden (4,3%) menjawab cukup, dan 1 responden (0,4%) menjawab kurang; untuk kepuasan pasien, 173 responden (62,7%) menjawab sangat puas dan 103 responden (37,3%) menjawab cukup. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai p-value 0,169 untuk kepuasan pasien dengan penerapan sasaran keselamatan pasien, nilai p-value 0,115 untuk kepuasan pasien dengan kualitas pelayanan, dan nilai p-value 0,2 untuk kepuasan pasien dengan lingkungan kerja. Rumah sakit harus terus meningkatkan kepatuhan karyawan untuk mencapai sasaran keselamatan pasien.
A, The IMPLEMENTATION OF CLEAN AND HEALTHY LIVING BEHAVIOR THROUGH HAND HYGIENE WITH 6 STEPS OF HAND WASHING AS PREVENTION OF DISEASE TRANSMISSION: IMPLEMENTATION OF CLEAN AND HEALTHY LIVING BEHAVIOR THROUGH HAND HYGIENE WITH 6 STEPS OF HAND WASHING AS PREVENTION OF DISEASE TRANSMISSION Seran, Adriyani Nahak
Jurnal Abdi Mahosada Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada masyarakat 2024
Publisher : STIKES Advaita Medika Tabanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54107/abdimahosada.v2i1.258

Abstract

School as an institution that has an organization that has a curriculum as a form of activity that is neatly planned and arranged (Nurochim, 2019). Health Education (PENKES) is given to children with the aim of improving healthy living habits so that they can be responsible for themselves and their environment as well as participating in health-related activities (Mardhianti, 2013), (Rindafit, 2015). Hands are a part of the body that comes into direct contact with dirt, the habit of children who do not wash their hands after contact with dirty objects causes the entry of bacteria into the body, the result is that diseases will be lodged in the child's body such as worms, diarrhea, cough, and other infectious diseases. Health education about hand washing is important to be given to children to foster clean and healthy living behavior. Hand washing with soap is one of the actions of clean and healthy living behavior (PHBS) which aims to break the chain of disease spread through direct or indirect contact so as to prevent disease transmission. The purpose of this activity is expected to increase understanding and awareness in children to wash their hands based on hand washing steps to improve health status and prevent infectious diseases.