TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan berlangsung lama tanpa pengobatan. Proses pengobatan terdiri dari dua tahap: tahap awal dan tahap lanjutan. Pengobatan TB membutuhkan enam bulan untuk menghindari resistensi obat. Penderita tuberkulosis paru berisiko mengalami masalah psikososial seperti depresi, kecemasan, dan stress sebagai akibat dari penyakit mereka. Ada beberapa cara bagi penderita tuberkulosis untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan mereka tentang mengelola faktor resiko penyakit mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan aplikasi edukasi tuberkulosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aplikasi edukasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien tuberkulosis. Metode: yang digunakan dalam penelitian yaitu metode quasi experiment dengan rancangan one grup pre test – post test design. Dengan sampel sebanyak 37 responden dengan TB dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian dilakukan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang. Tingkat kecemasan diukur menggunakan kuisioner DASS-42 dengan item 14 pertanyaan. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian: sebelum diberikan aplikasi edukasi tuberkulosis mayoritas dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 31 responden (83.8%). Setelah diberikan aplikasi edukasi tuberkulosis, responden mengalami perubahan pada tingkat kecemasan. Dimana pada tingkat kecemasan sebanyak 20 responden (54.1%) dengan kecemasan ringan. Hasil analisa data uji Wilcoxon menunjukan pada kategori kecemasan sebelum dan sesudah nilai p value = 0,000,. Kesimpulan: terdapat pengaruh aplikasi edukasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien tuberkulosis paru di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang.