Bagi penderita penyakit jantung, khususnya penyakit jantung koroner, untuk dapat memperbaiki kondisi kesehatannya, mereka harus memiliki self-efficacy atau kepercayaan diri. Keyakinan diri dalam kapasitas ini dapat membantu seseorang mendapatkan kepercayaan pada kemampuan mereka untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Pasien dengan gagal jantung kongestif (PJK) disarankan untuk meminimalkan waktu duduk mereka untuk meningkatkan fungsi jantung. Karena mereka ragu-ragu untuk melakukan latihan fisik, orang dengan gagal jantung kongestif sering menghindarinya. Penelitian di RSUD Moewardi Surakarta ini bertujuan untuk memastikan hubungan antara aktivitas fisik dan efikasi diri pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Dengan menggunakan pendekatan purposeful sampling, 97 pasien poli jantung di RSUD Moewardi Surakarta berpartisipasi dalam penelitian kuantitatif cross-sectional ini. Cardiac Self-Efficacy (CSE) dan Rapid Assessment of Physical Activity (RAPA) adalah alat yang akan digunakan. Kuisoner telah diujikan pada 20 responden dan dikatakan valid dengan nilai alpha Cronbach 0.77 untuk instrument CSE serta nilai Cronbach alpha 0.755 untuk instrument RAPA. Analisis data menggunakan uji Spearman. Temuan menunjukkan hubungan yang menguntungkan dengan kekuatan korelasi moderat (r = 0,570) dan nilai p < 0,05 (p = 0,001) antara efikasi diri dan aktivitas fisik. Temuan penelitian menunjukkan bahwa di antara pasien jantung koroner RSUD Moewardi Surakarta, efikasi diri dan aktivitas fisik saling terkait.