p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Wardhana, Ede Mehta
Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Komputasional Sistem Refrigerasi Cascade R290/R404A pada Reefer Container ½ Ton Hadidaffa, Verrill Rafi; Fitri, Sutopo Purwono; Wardhana, Ede Mehta
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.121224

Abstract

Reefer Container konvensional pada umumnya menggunakan siklus kompresi uap satu tingkat dimana suhu yang dihasilkan sekitar -20˚C. Maka dari itu untuk peningkatan suhu yang lebih baik dan efisiensi sistem sendiri dalam penelitian ini dilakukan yaitu pengubahan sistem refrigerasi dari satu tingkat atau single-stage menjadi cascade dimana pada sistem tersebut merupakan penggabungan sistem kompresi uap satu tingkat menjadi dua dengan dua jenis refrigeran, dua kompressor dan ditambahkan Heat Exchanger dimana pada HE (Heat Exchanger) terdapat kondensor LS (Low Stage) dan evaporator HS (High Stage). Sistem cascade sendiri dapat mencapai suhu yang lebih rendah dibandingkan konvensional atau single-stage. Pada sistem refrigerasi cascade juga memiliki efisiensi sistem pendinginan yang lebih baik COP (Coefficient of Perfomance) akan tetapi konsumsi energi yang dihasilkan lebih tinggi dikarenakan pengaruh daya kompresor yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem refrigerasi konvensional atau single-stage. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan parameter desain yang lebih optimal dan baik. Untuk sistem refrigerasi konvensional menggunakan refrigeran R404A dan sistem refrigerasi cascade menggunakan refrigeran R290 untuk HS (High State) dan R404A untuk LS (Low State) dengan parameter pada evaporator -20˚C dan temperatur kondensor 35˚C kemudian pada Heat Exchanger Low Stage -5˚C dan pada High Stage -10˚C, serta menganalisa konsumsi energi dan biaya tarif nilai ekonomi tiap sistem refrigerasi per hari dan per bulan. Untuk parameter yang telah ditetapkan sebelumnya akan disimulasikan dengan software Pack Calculation Pro dan didapatkan nilai COP (Coefficient of Perfomance) untuk sistem refrigerasi konvensional R404A sebesar 1,71 dan untuk sistem cascade R290/R404A sebesar 2,03. Sedangkan untuk konsumsi energi total pada konvensional R404A sekitar 8176,3 kWh dan untuk cascade R290/R404A sebesar 19235,2 kWh. Kemudian untuk tarif biaya listrik sistem cascade lebih mahal dengan total tarif sebesar Rp 21,442,246.8 per tahunnya dibandingkan konvensional sebesar Rp 9.114.448,66 dengan perbedaan tarif sekitar Rp 12,327,798.19.
Analisis Karakteristik dan Sifat Termofisika Phase Change Material (PCM) Berbasis Salt Hydrate Kalsium Klorida dengan Zat Aditif untuk Aplikasi Sistem Refrigerasi Hybrid pada Reefer Container Veva, Muhammad Rizqi Aditya; Fitri, Sutopo Purwono; Wardhana, Ede Mehta
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.121983

Abstract

Reefer container bergantung pada energi listrik kapal dalam skala besar sebagai sumber dayanya. Reefer container tidak dapat berfungsi secara optimal tanpa pasokan energi listrik yang kontinu. Dalam upaya mengatasi fluktuasi suhu dan mengurangi konsumsi energi, telah diperkenalkan teknologi berupa Phase Change Material (PCM) yang mampu menyimpan energi termal dan diterapkan pada sistem pendinginan hybrid pada reefer container. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis karakteristik, sifat termofisika, dan pengaruh penambahan zat aditif (agen nukleasi dan agen pengental) pada karakteristik dan sifat termofisika PCM berbasis salt hydrate kalsium klorida untuk aplikasi pada suhu rendah. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimental meliputi Supercooling Test, DSC Test, dan FTIR Test. Dari keenam sampel yang telah diuji, terdapat dua sampel terbaik yaitu sampel S1 dan S6. Hal tersebut dikarenakan memiliki titik beku antara -20°C s.d. -25°C sesuai dengan temperatur kerja reefer container dan derajat supercooling yang rendah. Sampel PCM S1-C20S0 (20% w.t. CaCl2 - H2O) memiliki titik beku -21.33°C, derajat supercooling rendah sebesar 0.45°C, dan kalor laten sebesar 6.64 J/g. Sampel PCM S6-C20S2C05 (20% w.t. CaCl2 - H2O + 2% w.t. SrCl2 + 0.5% w.t. CMC) memiliki titik beku -24.49°C, derajat supercooling sebesar 0.05°C, dan kalor laten sebesar 3.11 J/g. Kedua larutan ini menunjukkan adanya gugus OH dan C=O, maka tergolong sebagai larutan hidrat, khususnya salt hydrate. Adapun pengaruh penambahan zat aditif dapat mengurangi derajat supercooling pada larutan PCM, tetapi juga mengurangi kalor laten larutan PCM.