Kondisi kelistrikan di Indonesia yang telah mengalami surplus pada tahun 2020 menyebabkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu, adanya inovasi dibutuhkan agar cadangan listrik yang ada dapat lebih dimanfaatkan, salah satu inovasinya dengan memprioritaskan program percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Kendaraan listrik ini menggunakan baterai sebagai sumber energinya. Hal tersebut juga didukung oleh Menteri BUMN yang telah membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) pada tahun 2021 lalu. Salah satu aplikasi yang telah mengakomodir sistem yang berguna untuk Sistem Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum di Indonesia adalah aplikasi WiksaSwap. Aplikasi WiksaSwap terdiri dari dua versi, yaitu versi mobile dan display. Aplikasi ini dikembangkan menggunakan pendekatan User- centered Design agar dapat memahami kebutuhan pengguna dari hasil wawancara dan evaluasi desain terhadap antarmuka pengguna. Dua evaluasi desain telah dilakukan untuk mengidentifikasi masalah pada antarmuka pengguna, yaitu uji ketergunaan (usability testing) pada aplikasi WiksaSwap dan evaluasi heuristic untuk memeriksa kesesuaian desain antarmuka dengan prinsip heuristik. Penilaian SUS (System Usability Scale) juga dilakukan untuk mengukur ketergunaan desain antarmuka pengguna aplikasi WiksaSwap. Nilai SUS untuk aplikasi WiksaSwap versi mobile mencapai 88,6, sedangkan untuk versi display sebesar 91,8. Setelah melalui dua iterasi evaluasi desain untuk uji ketergunaan dan evaluasi heuristik, aplikasi WiksaSwap baik untuk versi mobile ataupun display berhasil diimplementasikan dengan menggunakan Flutter.