Operasional reefer container membutuhkan daya besar untuk menghasilkan kinerja pendinginan yang optimal dan sesuai harapan. Hal ini sejalan dengan proyeksi peningkatan penggunaan reefer container pada masa yang akan datang. Semangat menjaga efisiensi penggunaan energi telah mendorong sektor industri dan peniliti mencari cara untuk menyelesaikan permasalahan terhadap penggunaan energi yang besar pada operasional reefer container. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan inovasi terhadap penyimpanan energi agar dapat menjaga suhu optimal dalam ruang muat dengan efisiensi penggunaan energi. Penyimpanan kalor dalam bentuk Phase Change Material (PCM) yang dilakukan bersamaan dengan upaya pendinginan ruang muat memungkinkan untuk menjaga suhu ambien ruang cargo agar kenaikan suhunya dapat diperlambat. Bahan PCM yang digunakan adalah larutan NaCl dengan konsentrasi 18% karena memiliki kapasitas termal yang tinggi serta titik beku hingga -14°C. Penelitian eksperimental menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap dengan ruang muat yang dipasang box enkapsulasi berisi PCM. Peneliti melakukan penelitian terhadap sistem refrigerasi konvensional dan sistem refrigerasi hybrid PCM. Sistem refrigerasi konvensional memiliki waktu pendinginan yang lebih singkat dengan tekanan kerja yang lebih tinggi. Suhu komponen kedua sistem refrigerasi cenderung sama, kecuali pada kompresor. Suhu ambien dan laju kenaikan suhu sistem refrigerasi hybrid PCM lebih rendah dibandingkan sistem refrigerasi konvensional. COP kedua jenis sistem memiliki nilai yang tidak berbeda secara signifikan pada suhu -10°C, -15°C, dan -19°C. Hal ini menunjukkan kinerja sistem refrigerasi kedua sistem cukup stabil untuk melakukan proses pendinginan sesuai target suhu pendinginan.