Indonesia diketahui memiliki cadangan gas alam yang berlimpah dengan total per tahun 2021 yaitu sebesar 60,61 TSCF atau sekitar 6.061.000 MMSCFD menjadikannya energi primer terbanyak ketiga setelah minyak bumi dan batu bara. Pemanfaatan gas alam pun mulai banyak dilakukan sebagai salah satu solusi dalam pemenuhan kebuhan berbagai sektor di Indonesia. Pengolahan gas alam menjadi produk Liquified Natural Gas (LNG) menempati urutan pertama dalam presentase pemanfaatan gas alam. Untuk memenuhi kebutuhan akan LNG, dilakukan perancangan pabrik LNG yang berlokasi di Bangkudulis, Kalimantan Utara. Kalimantan diketahui memiliki potensi sumber gas alam yang cukup besar dengan cadangan terbukti sebesar 2924,71 per tahun 2021. Kapasitas produksi pada pabrik ini sebesar 250 MMSCFD. Empat unit yang digunakan dalam proses pengolahan pabrik LNG ini yaitu unit separasi dengan two phase horizontal separator, aMDEA Acid Removal Gas, Dehydration menggunakan molecular sieve berukuran 4A, 5A, dan 13X, fraksinasi menggunakan 2 fraksinator yaitu de-ethanizer dan de-butanizer, serta liquifikasi C3MR. Produk utama yang dihasilkan pabrik ini adalah LNG sebesar 181.085,70 kg/jam (211,5 MMSCFD) dengan produk samping LPG sebesar 22.921,890 kg/jam dan kondensat sebesar 7.245,16 kg/jam. Pabrik LNG ini memiliki kebutuhan panas atau energi sebesar 38.218,34 kW. Untuk mendirikan pabrik ini, diperlukan Total Capital Investment (TCI) sebesar Rp 12.443.702.392.877,70 dengan perkiraan umur pabrik selama 10 tahun. Perhitungan untuk menganalisis ekonomi dilakukan dan diperoleh nilai IRR sebesar 22,52%, dengan waktu pengembalian modal (POT) selama 4,54 tahun dan BEP sebesar 28,28%.