Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam serta penduduk yang tersebar di berbagai pulau. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sejalan dengan kebutuhan konsumsi yang turut meningkat. Urban farming menjadi salah satu upaya pemanfaatan lahan perkotaan yang terbatas melalui konversi lahan pekarangan menjadi lahan pertanian produktif, salah satunya berlokasi di urban farming di Kampung Sayur Organik, Kampung Ngemplak Sutan, Kota Surakarta. Namun dalam pelaksanaan terdapat permasalahan, seperti urban farming yang menjadi pekerjaan sampingan sehingga kurang diperhatikan, hingga masyarakat yang mulai tidak aktif dalam berkegiatan. Pengembangan urban farming juga merupakan sistem yang kompleks dan melibatkan banyak komponen serta unsur terintegrasi. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberlanjutan urban farming di Kampung Ngemplak Sutan, Kota Surakarta. Untuk mencapai tujuan, dilakukan pengumpulan data primer melalui observasi, kuesioner, dan wawancara, serta data sekunder melalui instansi dan literatur terkait. Kemudian dilakukan analisis Multidimensional Scaling and Rapid Appraisal for Sustainability (MDS/RAPS) untuk mengevaluasi keberlanjutan berdasarkan kondisi eksisting pelaksanaan urban farming di Kampung Ngemplak Sutan, Kota Surakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa aspek sosial budaya memiliki nilai keberlanjutan tertinggi (75,44) dan termasuk kategori sangat berkelanjutan, sedangkan aspek ekonomi memiliki nilai keberlanjutan paling rendah (56,71) dan termasuk kategori cukup berkelanjutan.