<![CDATA[Pembiayaan mudharabah adalah kontrak kemitraan antara bank syariah selaku pihak penyedia modal (shahibul maal) dan nasabah selaku pengelola modal (mudharib) dengan skema bagi hasil dimana bank syariah memberikan pembiayaan penuh atas modal lalu dikelola oleh nasabah dengan ketentuan yang sudah ditetapkan di awal akad. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor eksternal berupa Gross Domestic Product (GDP) dan Inflasi serta faktor internal berupa risiko pembiayaan yang diproksikan oleh Non Performing Financing (NPF) dan kecukupan modal yang diproksikan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah. Teori umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Stewardship dan Teori Antisipasi Pendapatan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari Laporan Keuangan Tahunan OJK periode 2018 – 2022. Populasi dari penelitian ini adalah 174 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 154 BPRS di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memiliki kelengkapan data yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2018 – 2022 dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan dari tahun 2018 - 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan alat ukur analisis regresi logistik dengan model data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Gross Domestic Product (GDP) dan Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Mudharabah di BPRS sedangkan Non Performing Financing (NPF) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Mudharabah di BPRS. Secara simultan, Gross Domestic Product (GDP), Inflasi, Non Performing Financing (NPF) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Mudharabah di BPRS.]]>
