Mauludina, Resya
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN JAWA TIMUR DALAM EKSPOR PERIKANAN PADA PANDEMI COVID-19 TAHUN 2020-2021 Sulistiara, Wellinda Rizka; Mauludina, Resya; Rohman, Abid
SIYAR Journal Vol. 3 No. 2 (2023): July
Publisher : The Department of International Relations, The Faculty of Social and Political Sciences, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/siyar.2023.3.2.91-105

Abstract

Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai kegiatan ekspor yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur yang ikut andil dalam skema alur kegiatan ekspor perikanan sebagai dinas pemerintahan provinsi yang mengendalikan mutu perikanan pada saat pandemi Covid-19. Banyak sektor ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, misalnya terjadi penurunan ekspor dalam sektor perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana potensi ekonomi perikanan di Jawa Timur, khususnya dari sisi aspek perdagangan internasional. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa ekspor perikanan di Jawa Timur pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020-2021 terdapat kenaikan volume sebesar 10 ton, yaitu 13,6%. Sedangkan untuk nilai dalam milyarnya tahun 2020-2021 meningkat 11,4%. Udang merupakan komoditi yang paling tinggi angka ekspornya. Studi ini menyimpulkan bahwa Jawa Timur sangat berpeluang menjadi pemain utama dalam sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.
The Efforts to Resolve the Prolonged South China Sea Conflict According to the perspective of the United Nations Convention on The Law of the Sea (UNCLOS) Mauludina, Resya; Sulistiara, Wellinda Rizka; Redjosari, Slamet Muliono
Jurnal Hubungan Internasional Indonesia Vol. 5 No. 2 (2023): JHII Oktober 2023
Publisher : Lampung Center for Global Studies (LCGS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jhii.v5i2.33

Abstract

The power struggle in the South China Sea region has become an important topic of public discussion. Several ASEAN countries, including Indonesia, as well as the influence of the United States and Chinese powers, are strategically competing for maritime trade routes and rich potential resources. This study aims to analyze the geopolitical phenomena in the South China Sea region. Since 2010, when China claimed Indonesia's exclusive economic zone in the northern part of the Natuna Islands, Indonesia has been "dragged" in the South China Sea dispute. China’s unilateral claims continued and peaked in 2016 when Chinese fishing boats carried out illegal fishing in the Natuna waters. This study aims to provide direction and recommendations for the conflict. The study is analyzed using qualitative methods and the concepts of national interest, geopolitics, and geostrategy. The results of the study show that conflicts in the South China Sea have not yet surfaced, because many parties still insist on defending the territorial sovereignty of the South China Sea.
Upaya Penyelesaian Konflik Berkepanjangan Laut China Selatan Menurut Perspektif Konvensi United Nations Convention on The Law of the Sea (UNCLOS) Mauludina, Resya
Jurnal Hubungan Internasional Indonesia Vol. 6 No. 1 (2024): JHII Juli 2024
Publisher : Lampung Center for Global Studies (LCGS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jhii.v6i1.34

Abstract

Dalam perebutan kekuasaan di wilayah Laut Cina Selatan telah menjadi isu penting untuk didiksuikanoleh khalayak umum. Beberapa negara di ASEAN seperti Indonesia, serta pengaruh kekuatan Amerikadan China saling berebut di wilayah yang strategis bagi jalur perdagangan laut dan potensi sumber daya yang melimpah. Studi ini bertujuan untukmenganalisis fenomena geopolitik di wilayah Laut Cina Selatan. Indonesia mulai “terseret” dalam sengketa Laut China Selatan sejak 2010, setelah Tiongkok mengklaim Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di wilayah utara Kepulauan Natuna. Klaim sepihak Tiongkok terus berlanjut dan memuncak pada 2016 ketika kapal penangkap ikan asal Tiongkok melakukan aktivitas penangkapan ikan ilegal di perairan Natuna. Studi ini bertujuan untuk memberikan arahan dan saran dari konflik tersebut. Metode kualitatif dan konsep kepentingan nasional, geopolitik dan geostrategi digunakan untuk menganalisis studi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik laut China selatan belum dapat titik terang dikarenakan banyak pihak yang masih bersikeras untuk mempertahankan kedaulatan wilayah atas laut China selatan.