Salah satu polemik utama dalam kajian teologis Islam adalah interpretasi ayat-ayat sifat Allah. Perselisihan dalam memahami ayat-ayat ini telah menimbulkan tuduhan, hinaan terhadap ulama, dan memicu perpecahan di kalangan umat Islam. Jika tidak ditangani dengan dialog antar kelompok, perbedaan ini bisa menyebabkan saling mengkafirkan atau membid’ahkan sesama Muslim. Penelitian ini menganalisis karya tafsir modern dari tiga kelompok utama dalam Islam: Sunni, Salafi, dan Syiah. Ketiga kelompok ini dipilih karena mereka masih memiliki pengikut yang signifikan. Pendekatan yang digunakan adalah teori kontekstualisasi double movement Fazlur Rahman untuk mengeksplorasi pemahaman para mufassir dari ketiga kelompok tersebut terhadap ayat sifat. Tujuannya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan interpretasi ayat-ayat ini dan membangun kerangka pemahaman yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dalam interpretasi ayat sifat terutama disebabkan oleh cara klasifikasi ayat dan tujuan pemahaman mereka. Sunni dan Syiah menganggap ayat sifat sebagai âyât mutasyâbihat, yang berarti mereka lebih memilih untuk mengimani dan menyerahkan maknanya kepada Allah atau menakwilkannya. Sebaliknya, Salafi menganggap ayat sifat sebagai muhkam dalam lafaz dan makna, tetapi mutasyâbihat dalam kaifiyyahnya. Meskipun berbeda, tujuan ketiga kelompok ini adalah mensucikan Allah. Abstract One of the main controversies in Islamic theological studies is the interpretation of verses regarding Allah's attributes. Disagreements in understanding these verses have led to accusations, insults against scholars, and divisions within the Muslim community. Without intergroup dialogue, these differences could result in mutual accusations of disbelief or heresy among Muslims. This research analyzes modern exegesis from three major Islamic groups: Sunni, Salafi, and Shia. These groups were selected due to their significant followings. The approach used is Fazlur Rahman's double movement contextualization theory to explore the exegesis from these groups on verses about Allah's attributes. The goal is to identify factors causing interpretative differences and develop an understanding framework in line with the teachings of Prophet Muhammad (peace be upon him). The research results indicate that differences in interpreting these verses are primarily due to the classification method and their intended understanding. Sunni and Shia consider the verses about attributes as âyât mutasyâbihât, meaning they prefer to believe in them and leave their meanings to Allah or interpret them allegorically. In contrast, Salafi view these verses as muhkam in wording and meaning but mutasyâbihât in their modality. Despite their differences, all three groups aim to exalt Allah.