<![CDATA[Lamanya suatu perusahaan beroperasi tidak menjamin bahwa pelaku SME telah memiliki literasi akuntansi dan dapat mengimplementasikannya pada aktifitas operasi perusahaan. Pada wancara awal yang dilakukan terhadap pelaku SME, tim Pengabdian Masyarakat masih menemukan perusahaan yang belum mengimplementasikan akuntansi dalam aktifitas operasinya. Sementara, sebagian besar pelaku SME masih melakukan kesalahan akuntansi dalam pengukuran, penghitungan, dan penyajian suatu transaksi. Kesalahan ini disebabkan karena pelaku SME belum memahami siklus akuntansi yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Metode pembelajaran experiental dengan melaksanakan workshop menjadi metode yang efektif dalam meningkatkan literasi akuntansi. Metode workshop dipilih karena pelaku SME sudah memiliki pengalaman terkait penyusunan laporan keuangan dalam aktifitas bisnisnya. Penelitian ini membandingkan rerata nilai pre-test dan post-test workshop siklus akuntansi melalui kuesioner dengan menggunakan Skala Likert. Uji statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test karena nilai pre-test dan post-test menunjukkan hasil yang tidak normal dengan menggunakan Uji Saphiro Wilk. Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa workshop merupakan aktifitas yang secara efektif dapat meningkatkan literasi akuntansi jika materidiberikan kepada peserta workshop yang telah memiliki pengalaman akuntansi.]]>
