Sampah anorganik semakin bertambah dan menjadi permasalahan di daerah perkotaan. Menggunakan sampah anorganik terutama jenis plastik multilayer sebagai bahan baku Refuse Derived Fuel (RDF) adalah salah satu cara alternatif untuk membantu memenuhi kebutuhan energi yang berkelanjutan sekaligus mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Penelitian ini menggunakan plastik multilayer sebagai bahan dasar karena memiliki kandungan energi yang besar dan kadar air yang rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa RDF dari plastik multilayer dengan perekat tapioka dan tanah liat memiliki nilai kalor ≥ 5.000 kcal/kg ini sesuai dengan SNI 01-6235-2000 yang mengacu pada SNI 8966-2021. Penggunaan plastik multilayer sebagai RDF berpotensi mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan sekaligus menyediakan sumber energi yang dapat terbarukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air RDF berkisar antara 0,33-0,90%. Nilai terendah didapatkan saat menggunakan tanah liat yang cepat kering dan tidak mudah menyerap air. Kadar abu RDF berada di antara 2,02-14,63%, dengan tanah liat cenderung meningkatkan kadar abu karena sifat mineraliknya. Kadar volatile matter berkisar antara 0,53-0,99%, dan nilai lebih tinggi diperoleh dari penggunaan tapioka karena kandungan organiknya. Secara umum, jenis dan jumlah bahan perekat memengaruhi kualitas RDF yang dihasilkan. Hasil ini menunjukkan bahwa pemilihan bahan perekat yang tepat sangat penting untuk menentukan karakteristik RDF, terutama dalam mencapai kadar air rendah, kadar abu yang optimal serta kandungan volatile yang mendukung nilai kalor dan potensi energi