Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Desain Sepeda Rotan dengan Rekayasa Material Rotan Resin Arie Kurniawan; Agus Windharto; Nur Ameliyah Rizkiyah
Jurnal Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1615.313 KB) | DOI: 10.12962/iptek_desain.v19i1.7010

Abstract

Upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing rotan adalah mengarahkan pengembangan produk rotan pada produk yang menyangkut gaya hidup masyarakat. Salah satu produk yang menjadi konsumsi gaya hidup dan tidak pernah mati adalah sepeda. Rancang bangun dan prototyping sepeda rotan adalah salah satu inovasi dan kontribusi peningkatan daya saing material rotan. Rotan belum diujicoba sebagai struktur sepeda sedangkan utilitas sepeda tergantung pada struktur pembentuk rangka. Permasalahan yang terjadi pada saat menggunakan material rotan sebagai struktur rangka sepeda adalah kekuatannya. Oleh karena itu perlu strategi dalam desain rangka sepeda berbahan rotan. Dalam proses desain rangka sepeda sebagai struktur diperlukan strategi dalam : penentuan geometri sepeda, rekayasa material rotan batang dan sambungan struktur rangka rotan. Metode uji eksperimen material dilakukan dengan uji laboratorium guna mengetahui peningkatan kualitas rotan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa untuk geometri sepeda disesuaikan dengan utilitasnya, sedangkan strukturnya lebih baik menggunakan struktur tertutup rotan batang. Untuk rekayasa material rotan penggunaan resin infusion terbukti dapat meningkatkan kekuatan batang rotan hingga lima kali lipat. Beberapa bagian dari rangka sepeda tetap menggunakan sambungan metal sebagai pengunci struktur sehingga struktur rotan dapat menjadi kontruksi yang baik pada desain sepeda.
Analisa Akurasi Geometri Penggunaan Metode Injection Moulding Berbasis Printer 3D Untuk Produksi Implan Pada Bedah Cranioplasty Djoko Kuswanto; Alva Edy Tontowi; Taufik Hidayat; Agus Windharto; Arie Kurniawan
Jurnal Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.281 KB) | DOI: 10.12962/iptek_desain.v16i1.2832

Abstract

Perkembangan teknologi printer 3D untuk medis, memungkinkan aplikasi produksi implan pra-operasi dengan keunggulan akurasi geometri yang baik, mengurangi waktu operasi dan resiko kehilangan banyak darah. Teknologi printer 3D paling populer dan potensial untuk dikembangkan masal di Indonenesia adalah fused deposition modeling/FDM. Akan tetapi memiliki kekurangan: single material, jenis material terbatas dan temperatur yang tinggi sehingga tidak bisa dicampur dengan material/senyawa bioaktif yang sensitif terhadap panas. Pengembangan metode injection moulding berbasis printer 3D telah dilakukan pada penelitian ini dengan melakukan modifikasi alat, material, tahapan dan sistim produksi implan pra-operasi yang mengacu pada teknologi printer 3D untuk cranioplasty yang sudah dilakukan di negara maju. Untuk memastikan modifikasi ini bisa menghasilkan implan pra-operasi dengan akurasi geometri yang diinginkan, dilakukan karakterisasi terhadap deviasi dimensi implan yang diproduksi yaitu deviasi volume, deviasi tebal, deviasi panjang linear dan deviasi sudut kelengkungan permukaan implan, pada dua metode berbeda yang diuji, yaitu metode cranial/intra operatif dan metode injection moulding dengan menggunakan material polymethylmethacrylate/ PMMA.Hasil yang didapatkan adalah deviasi volume implan yaitu sebesar 1.87  ± 1.27 % (injection moulding) dibandingkan 11.39 ± 3.71 % (metode cranial), deviasi tebal sebesar 2.54 ± 0.86 % (injection moulding) dibandingkan 7.35 ± 1.43 % (metode cranial), deviasi panjang linear sebesar 2.61 ± 0.47% (injection moulding) dibandingkan 5.76 ± 0.79 % (metode cranial) dan deviasi sudut kelengkungan permukaan sebesar 0.98  ± 0 % (injection moulding) dibandingkan 15.45 ± 3.94 % (metode cranial). Dapat diambil kesimpulan bahwa metode injection moulding lebih baik daripada metode cranial/intra operatif.Perkembangan teknologi printer 3D untuk medis, memungkinkan aplikasi produksi implan pra-operasi dengan keunggulan akurasi geometri yang baik, mengurangi waktu operasi dan resiko kehilangan banyak darah. Teknologi printer 3D paling populer dan potensial untuk dikembangkan masal di Indonenesia adalah fused deposition modeling/FDM. Akan tetapi memiliki kekurangan: single material, jenis material terbatas dan temperatur yang tinggi sehingga tidak bisa dicampur dengan material/senyawa bioaktif yang sensitif terhadap panas. Pengembangan metode injection moulding berbasis printer 3D telah dilakukan pada penelitian ini dengan melakukan modifikasi alat, material, tahapan dan sistim produksi implan pra-operasi yang mengacu pada teknologi printer 3D untuk cranioplasty yang sudah dilakukan di negara maju. Untuk memastikan modifikasi ini bisa menghasilkan implan pra-operasi dengan akurasi geometri yang diinginkan, dilakukan karakterisasi terhadap deviasi dimensi implan yang diproduksi yaitu deviasi volume, deviasi tebal, deviasi panjang linear dan deviasi sudut kelengkungan permukaan implan, pada dua metode berbeda yang diuji, yaitu metode cranial/intra operatif dan metode injection moulding dengan menggunakan material polymethylmethacrylate/ PMMA.Hasil yang didapatkan adalah deviasi volume implan yaitu sebesar 1.87  ± 1.27 % (injection moulding) dibandingkan 11.39 ± 3.71 % (metode cranial), deviasi tebal sebesar 2.54 ± 0.86 % (injection moulding) dibandingkan 7.35 ± 1.43 % (metode cranial), deviasi panjang linear sebesar 2.61 ± 0.47% (injection moulding) dibandingkan 5.76 ± 0.79 % (metode cranial) dan deviasi sudut kelengkungan permukaan sebesar 0.98  ± 0 % (injection moulding) dibandingkan 15.45 ± 3.94 % (metode cranial). Dapat diambil kesimpulan bahwa metode injection moulding lebih baik daripada metode cranial/intra operatif.