Tantomi, Gabriella
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TEKANAN KEUANGAN, RISIKO KEBANGKUTAN, DAN MANAJEMEN LABA REAL: BUKTI EMPIRIS PADA NEGARA ASEAN- SEBELUM DAN PADA SAAT KRISIS KEUANGAN 2020 Tantomi, Gabriella; Herusetya, Antonius
Proceeding National Conference Business, Management, and Accounting (NCBMA) 7th National Conference Business, Management, and Accounting
Publisher : Faculty of Economics and Business Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini menguji pengaruh tekanan keuangan/financial distress dan risiko kebangkrutan/bankruptcy risk terhadap manajemen laba real sebelum dan pada saat krisis keuangan 2020 yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Dengan menggunakan metode purposive sampling kami memperoleh 1326 perusahaan terbuka atau 5304 observasi final dalam firm-years dari lima negara ASEAN, yaitu Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand untuk periode pengamatan 2017 – 2020. Manajemen laba real pada level agregat diukur menggunakan jumlah  dari abnormal CFO (cash flows from operating activities), abnormal production cost, dan abnormal discretionary expenditure. Financial distress diukur menggunakan dua pengukuran, yaitu loss dan/atau CFO negatif, dan retained earnings negatif dua tahun berturut – turut. Sedangkan bankruptcy risk diukur dengan model Zmijewski. Hasil studi menemukan hubungan positif antara  financial distress dan bankruptcy risk dengan manajemen laba real pada level agregat untuk seluruh periode pengamatan. Pada periode krisis keuangan tahun 2020, tidak ditemukan bukti bahwa financial distress dan bankruptcy risk semakin berpengaruh terhadap manajemen laba real pada tingkat agregat dibandingkan periode non-krisis keuangan 2020. Pengujian tambahan menemukan bukti bahwa pada periode krisis 2020, perusahaan yang mengalami financial distress dan bankruptcy risk memiliki kecenderungan yang lebih rendah dalam melakukan manajemen laba real pada level abnormal CFO, tetapi cenderung meningkatkan discretionary expense. Studi kami memberikan implikasi bahwa pada periode krisis keuangan 2020, manajer melakukan kombinasi aktivitas transaksi real pada level individual karena biaya manajemen laba real yang terlalu mahal.
TEKANAN KEUANGAN, RISIKO KEBANGKUTAN, DAN MANAJEMEN LABA REAL: BUKTI EMPIRIS PADA NEGARA ASEAN- SEBELUM DAN PADA SAAT KRISIS KEUANGAN 2020 Tantomi, Gabriella; Herusetya, Antonius
Proceeding National Conference Business, Management, and Accounting (NCBMA) 7th National Conference Business, Management, and Accounting
Publisher : Faculty of Economics and Business Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini menguji pengaruh tekanan keuangan/financial distress dan risiko kebangkrutan/bankruptcy risk terhadap manajemen laba real sebelum dan pada saat krisis keuangan 2020 yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Dengan menggunakan metode purposive sampling kami memperoleh 1326 perusahaan terbuka atau 5304 observasi final dalam firm-years dari lima negara ASEAN, yaitu Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand untuk periode pengamatan 2017 - 2020. Manajemen laba real pada level agregat diukur menggunakan jumlah  dari abnormal CFO (cash flows from operating activities), abnormal production cost, dan abnormal discretionary expenditure. Financial distress diukur menggunakan dua pengukuran, yaitu loss dan/atau CFO negatif, dan retained earnings negatif dua tahun berturut - turut. Sedangkan bankruptcy risk diukur dengan model Zmijewski. Hasil studi menemukan hubungan positif antara  financial distress dan bankruptcy risk dengan manajemen laba real pada level agregat untuk seluruh periode pengamatan. Pada periode krisis keuangan tahun 2020, tidak ditemukan bukti bahwa financial distress dan bankruptcy risk semakin berpengaruh terhadap manajemen laba real pada tingkat agregat dibandingkan periode non-krisis keuangan 2020. Pengujian tambahan menemukan bukti bahwa pada periode krisis 2020, perusahaan yang mengalami financial distress dan bankruptcy risk memiliki kecenderungan yang lebih rendah dalam melakukan manajemen laba real pada level abnormal CFO, tetapi cenderung meningkatkan discretionary expense. Studi kami memberikan implikasi bahwa pada periode krisis keuangan 2020, manajer melakukan kombinasi aktivitas transaksi real pada level individual karena biaya manajemen laba real yang terlalu mahal.