Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada model di Surabaya yang mengalami kecenderungan body dysmorphic disorder. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini dilakukan di Kota Surabaya, Jawa Timur dengan partisipan seorang model. Partisipan dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah tiga partisipan yang memiliki kriteria berprofesi sebagai model, mengalami kecenderungan body dysmorphic disorder dan berdomisili di Kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur. Analisis data dilakukan menggunakan metode interpretative phenomenological analysis. Hasil penelitian ini menemukan bahwa (1) model yang mendapat tantangan dapat memunculkan kecenderungan body dysmorphic disorder dengan dua aspek penyerta yaitu keasyikan terhadap penampilan yang memunculkan perilaku sering bercermin di depan cermin untuk memerhatikan kondisi penampilannya, berpikir bahwa kondisi berat badan saat ini tambah gemuk, sering memikirkan kondisi penampilan hingga pernah melakukan serangkaian diet untuk mendapatkan kondisi penampilan yang bagus. Serta aspek distress terhadap penampilan yang memunculkan perilaku merasa khawatir dengan postur tubuh, merasa resah terhadap jerawat dan badan, khawatir persepsi orang tentang kondisi penampilan yang dimiliki, overthinking terkait dengan berat badan hingga takut terhadap pemikiran orang lain tentang kondisi penampilan; (2) model dengan kecenderungan body dysmorphic disorder tetap dapat mencapai kondisi sejahtera secara subjektif (subjective well-being).