Grhasta Asrama adalah tingkat kehidupan berumah tangga. Kata Grhasta berasal dari kata "Grha" artinya rumah, dan kata "stha" artinya berdiri atau membina. Grhastha artinya fase kehidupan dalam rangka membina rumah tangga. Grhastha Asrama memiliki tanggung jawab yang besar seperti; tanggung jawab terhadap istri, anak, leluhur, orang tua dan masyarakat. Beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan dalam berumah tangga adalah melanjutkan keturunan, membina rumah tangga, bermasyarakat, dan melaksanakan panca yajnya (Dewa Yajna, Rsi Yajna, Manusa yajnya, Pitra Yajna, Bhuta Yajna). Nilai – Nilai Grhasta Asrama sangat menarik diangkat menjadi objek penelitian penciptaan karya seni patung dengan judul “Nilai – Nilai Grhasta Asrama Dalam Penciptaan Seni Patung”. Untuk mengetahui fenomena tersebut maka dilakukan langkah – langkah penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil pembahasan: (1) Penulis mewujudkan karya seni patung dengan mengangkat tentang nilai – nilai Grhasta Asrama yaitu; perjumpaan dengan jodohnya, kehidupan dalam menjalani rumah tangga, anak sebagai cerminan diri, anak sebagai tumpuan hidup, hingga memiliki garis keturunan. (2) Proses pembuatan karya menggunakan bahan beton dengan teknik menempel, teknik menambah dan teknik mengurangi. Dalam memvisual karya, penulis memvisualkan nilai – nilai Grhasta Asrama dalam karya seni patung dengan menampilkan bentuk figure manusia yang di deformasi dengan merubah susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang terkesan kuat sehingga tidak lagi berwujud figure semula atau bentuk manusia utuh yang sebenarnya. Dengan menampilkan tekstur, garis tegas dan luwes sehinga mendukung gerak dan irama pada karya untuk mencapai dinamika yang dinamis serta warna yang cenderung natural sangat mendukung konsep garapan.