Merta, I Dewa Putu
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

VISUALISASI NILAI-NILAI PRANAYAMA DALAM KARYA SENI PATUNG ABSTRAK Merta, I Dewa Putu
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 1 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i01.135

Abstract

This article is the creation of research-based works related to the values of Pranayama. Pranayama is one of the yoga activities that puts more emphasis on breathing, body movement and is combined with concentration. There is a holy relationship or a combination of breathing, body work and concentration which can create a balance between body and soul (subtle body and gross body). The union between body and soul can occur when the combination of breath, body movement (hand movement), and concentration. The meaning contained in pranayama tantra is balance. This theme is taken from a meaning contained in tantra pranayama. The emergence of this theme explicitly refers to the object itself based on the fact that an artist has a sense of sensitivity in observing, dismantling, and peeling off an object as a source of inspiration. The method of creation is a method developed by Hawkins to create works of art systematically. The stages of creating an art work that outlines the design process for the creation of an art work according to the stages of the work, from the inspiration (idea) to the design, to the embodiment of the artwork. By cultivating the balance value contained in tantra pranayama it is visually manifested into three-dimensional works of art. The concept of space and field is the basis for visualizing it, so that it can give birth to monumental abstract sculptures.
Nilai-Nilai Grhasta Asrama Dalam Penciptaan Seni Patung Agus Adi Suarthawan, I Putu; Merta, I Dewa Putu; Udiana NP, Tjok.
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1530

Abstract

Grhasta Asrama adalah tingkat kehidupan berumah tangga. Kata Grhasta berasal dari kata "Grha" artinya rumah, dan kata "stha" artinya berdiri atau membina. Grhastha artinya fase kehidupan dalam rangka membina rumah tangga. Grhastha Asrama memiliki tanggung jawab yang besar seperti; tanggung jawab terhadap istri, anak, leluhur, orang tua dan masyarakat. Beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan dalam berumah tangga adalah melanjutkan keturunan, membina rumah tangga, bermasyarakat, dan melaksanakan panca yajnya (Dewa Yajna, Rsi Yajna, Manusa yajnya, Pitra Yajna, Bhuta Yajna). Nilai – Nilai Grhasta Asrama sangat menarik diangkat menjadi objek penelitian penciptaan karya seni patung dengan judul “Nilai – Nilai Grhasta Asrama Dalam Penciptaan Seni Patung”. Untuk mengetahui fenomena tersebut maka dilakukan langkah – langkah penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil pembahasan: (1) Penulis mewujudkan karya seni patung dengan mengangkat tentang nilai – nilai Grhasta Asrama yaitu; perjumpaan dengan jodohnya, kehidupan dalam menjalani rumah tangga, anak sebagai cerminan diri, anak sebagai tumpuan hidup, hingga memiliki garis keturunan. (2) Proses pembuatan karya menggunakan bahan beton dengan teknik menempel, teknik menambah dan teknik mengurangi. Dalam memvisual karya, penulis memvisualkan nilai – nilai Grhasta Asrama dalam karya seni patung dengan menampilkan bentuk figure manusia yang di deformasi dengan merubah susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang terkesan kuat sehingga tidak lagi berwujud figure semula atau bentuk manusia utuh yang sebenarnya. Dengan menampilkan tekstur, garis tegas dan luwes sehinga mendukung gerak dan irama pada karya untuk mencapai dinamika yang dinamis serta warna yang cenderung natural sangat mendukung konsep garapan.
VISUALISASI NILAI-NILAI PRANAYAMA DALAM KARYA SENI PATUNG ABSTRAK Merta, I Dewa Putu
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 1 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i01.135

Abstract

This article is the creation of research-based works related to the values of Pranayama. Pranayama is one of the yoga activities that puts more emphasis on breathing, body movement and is combined with concentration. There is a holy relationship or a combination of breathing, body work and concentration which can create a balance between body and soul (subtle body and gross body). The union between body and soul can occur when the combination of breath, body movement (hand movement), and concentration. The meaning contained in pranayama tantra is balance. This theme is taken from a meaning contained in tantra pranayama. The emergence of this theme explicitly refers to the object itself based on the fact that an artist has a sense of sensitivity in observing, dismantling, and peeling off an object as a source of inspiration. The method of creation is a method developed by Hawkins to create works of art systematically. The stages of creating an art work that outlines the design process for the creation of an art work according to the stages of the work, from the inspiration (idea) to the design, to the embodiment of the artwork. By cultivating the balance value contained in tantra pranayama it is visually manifested into three-dimensional works of art. The concept of space and field is the basis for visualizing it, so that it can give birth to monumental abstract sculptures.
Nilai-Nilai Grhasta Asrama Dalam Penciptaan Seni Patung Agus Adi Suarthawan, I Putu; Merta, I Dewa Putu; Udiana NP, Tjok.
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1530

Abstract

Grhasta Asrama adalah tingkat kehidupan berumah tangga. Kata Grhasta berasal dari kata "Grha" artinya rumah, dan kata "stha" artinya berdiri atau membina. Grhastha artinya fase kehidupan dalam rangka membina rumah tangga. Grhastha Asrama memiliki tanggung jawab yang besar seperti; tanggung jawab terhadap istri, anak, leluhur, orang tua dan masyarakat. Beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan dalam berumah tangga adalah melanjutkan keturunan, membina rumah tangga, bermasyarakat, dan melaksanakan panca yajnya (Dewa Yajna, Rsi Yajna, Manusa yajnya, Pitra Yajna, Bhuta Yajna). Nilai – Nilai Grhasta Asrama sangat menarik diangkat menjadi objek penelitian penciptaan karya seni patung dengan judul “Nilai – Nilai Grhasta Asrama Dalam Penciptaan Seni Patung”. Untuk mengetahui fenomena tersebut maka dilakukan langkah – langkah penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil pembahasan: (1) Penulis mewujudkan karya seni patung dengan mengangkat tentang nilai – nilai Grhasta Asrama yaitu; perjumpaan dengan jodohnya, kehidupan dalam menjalani rumah tangga, anak sebagai cerminan diri, anak sebagai tumpuan hidup, hingga memiliki garis keturunan. (2) Proses pembuatan karya menggunakan bahan beton dengan teknik menempel, teknik menambah dan teknik mengurangi. Dalam memvisual karya, penulis memvisualkan nilai – nilai Grhasta Asrama dalam karya seni patung dengan menampilkan bentuk figure manusia yang di deformasi dengan merubah susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang terkesan kuat sehingga tidak lagi berwujud figure semula atau bentuk manusia utuh yang sebenarnya. Dengan menampilkan tekstur, garis tegas dan luwes sehinga mendukung gerak dan irama pada karya untuk mencapai dinamika yang dinamis serta warna yang cenderung natural sangat mendukung konsep garapan.