This study focuses on the phenomenon of being childfree within society, particularly in the city of Denpasar. The purpose of this study is to explain and analyze stigma related to childfree individuals in the society in Denpasar City. Childfree is an option for a handful of individuals who do not want the presence of children in their lives, but this is still underestimated by the general public, especially the people in Denpasar City. The method used in this study is a qualitative approach with an explanatory descriptive type. The theoretical analysis used as a scalpel in this study is the Stigma Theory from Erving Goffman. The results of this study revealed that the majority of society generally views the presence of children as vital and as an obligation for every individual to have children. Particularly in Denpasar, the society views having descendants as fundamental, indirectly creating an expectation for individuals to marry and have children to continue their lineage. The existence of individuals who do not want to have children in their lives where referring to themselves as childfree individuals presents as a reality that is considered against the social construction that already exists in society. Based on Goffman's theory of Stigma, there is a gap between community expectations and the reality of the presence of childfree individuals causing stigma or negative views from the community on childfree individuals. Abstrak Penelitian ini berfokus pada fenomena childfree di tengah masyarakat, khususnya pada masarakat di Kota Denpasar. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan dan menganalisis terkait stigma terhadap individu childfree pada masyarakat di Kota Denpasar. Childfree merupakan pilihan bagi segelintir individu yang tidak menginginkan kehadiran anak dalam hidupnya, akan tetapi hal tersebut masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum, khususnya masyarakat di Kota Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif eksplanatif. Analisis teori yang digunakan sebagai pisau bedah dalam penelitian ini adalah Teori Stigma dari Erving Goffman. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat umumnya memandang bahwa kehadiran anak merupakan hal yang vital dan sudah seperti suatu kewajiban bagi setiap individu untuk memiliki anak. Terutama pada masyarakat di Kota Denpasar sendiri, masyarakatnya memandang keturunan sebagai suatu hal yang fundamental sehingga secara tidak langsung menciptakan harapan bagi setiap individu untuk menikah dan memiliki anak untuk meneruskan keturunannya. Adanya individu-individu yang tidak ingin memiliki anak dalam hidupnya dimana menyebut dirinya sebagai individu childfree ini hadir sebagai realitas yang dianggap melawan konstruksi sosial yang telah ada di masyarakat. Berdasarkan teori Goffman mengenai Stigma, adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dengan realitas hadirnya individu childfree tersebut menimbulkan stigma atau pandangan negatif dari masyarakat terhadap individu childfree. Kata Kunci: childfree, stigma, pandangan masyarakat, label, dan kesenjangan.