Latar belakang: Malaria masih menjadi tantangan kesehatan global yang cukup besar, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dan menentukan model terbaik untuk prevalensi malaria di Indonesia dengan menggunakan data persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan regresi nonparametrik menggunakan estimator Least Square Spline. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melihat prevalensi kejadian malaria dan persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak di 34 provinsi di Indonesia.Hasil: Temuan tersebut mengungkapkan bahwa rata-rata 81% rumah tangga di Indonesia memiliki akses terhadap sanitasi yang layak, dengan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki persentase tertinggi yaitu 96,21% dan Papua yang terendah yaitu 40,34%. Selain itu, prevalensi rata-rata morbiditas malaria di Indonesia adalah 3,91 per 1.000 orang, dengan angka tertinggi di Papua sebesar 113,07 dan terendah di beberapa provinsi seperti Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, dan Kalimantan Barat sebesar 0,00. Pemodelan menggunakan estimator Least Square Spline menunjukkan bahwa akses sanitasi layak berpengaruh signifikan terhadap prevalensi angka kesakitan malaria. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu persen akses sanitasi layak dapat mengurangi prevalensi angka kesakitan malaria, kecuali di provinsi dengan akses sanitasi layak di atas 80%. Model ini memiliki akurasi tinggi dengan nilai R-Square sebesar 99,11%.Simpulan: Akses sanitasi layak berperan penting dalam menurunkan prevalensi angka kesakitan malaria, namun perlu perhatian khusus di provinsi dengan akses sanitasi layak di bawah 80%. ABSTRACTTitle: Modelling the Prevalence of Malaria Rates based on the Percentage of Adequate Sanitation with the Least Square Spline Estimator ApproachBackground: Malaria remains a significant global health challenge, especially in tropical regions such as Indonesia. This study aims to estimate and determine the best model for malaria prevalence in Indonesia using data on the percentage of households that have access to proper sanitation.Method: This study uses quantitative methods with a nonparametric regression approach using the Least Square Spline estimator. This study uses secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics (BPS) to see the prevalence of malaria incidence and the percentage of households that have access to proper sanitation in 34 provinces in Indonesia.Result: The findings revealed that on average 81% of households in Indonesia have access to proper sanitation, with the Special Region of Yogyakarta having the highest percentage at 96.21% and Papua the lowest at 40.34%. In addition, the average prevalence of malaria morbidity in Indonesia is 3.91 per 1,000 people, with the highest rate in Papua at 113.07 and the lowest in several provinces such as South Sumatra, Bengkulu, West Java, Banten, and West Kalimantan at 0.00. Modelling using the Least Square Spline estimator shows that access to proper sanitation has a significant effect on the prevalence of malaria morbidity. The model estimation results show that every one per cent increase in access to proper sanitation can reduce the prevalence of malaria morbidity, except in provinces with access to proper sanitation above 80%. The model has high accuracy with an R-Square value of 99.11%.Conclusion: Adequate access to sanitation is crucial in reducing the prevalence of malaria morbidity, but special emphasis needs to be placed on provinces where sanitation access rates are below 80%.