Penelitian ini mengkaji tradisi tahlilan dalam masyarakat Jawa melalui perspektif antropologi filsafat, dengan fokus pada peran, makna, dan implikasinya terhadap harmoni sosial dan spiritual. Tahlilan, yang merupakan bagian dari tradisi selamatan, tidak hanya berfungsi sebagai upacara keagamaan untuk mendoakan arwah yang telah meninggal, tetapi juga sebagai mekanisme sosial untuk memperkuat ikatan komunitas dan menjaga keseimbangan kosmis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi literatur dan conceptual approach, didukung oleh wawancara skala kecil untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas. Data dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi tema-tema utama yang muncul dari literatur dan wawancara. Temuan menunjukkan bahwa tahlilan mencerminkan integrasi antara kepercayaan lokal Kejawen dan ajaran Islam, serta memiliki peran penting dalam menjaga harmoni sosial dan spiritual di masyarakat Jawa. Tradisi ini tetap relevan sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya di tengah perubahan sosial yang cepat. Namun, keterbatasan penelitian ini termasuk kurangnya data empiris yang lebih luas, sehingga rekomendasi diberikan untuk penelitian lebih lanjut yang melibatkan observasi lapangan yang lebih mendalam dan partisipatif.