<![CDATA[Layanan publik biasanya disediakan oleh pemerintah saat ini sudah berkembang sangat pesat, dan menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Diasumsikan bahwa teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi proses saat ini, apalagi ditingkat pemerintahan daerah/kota. Dalam membangun Smart City yang sesuai dengan keinginan, perlu diperhatikan tingkat kesiapan internal pemerintah dalam memanfaatkan TIK agar menjadi lebih efisien. Tingkat kesiapan pemerintah tersebut dapat diukur melaui analisis tingkat kesiapan pemerintah daerah menggunakan smart readiness. Penilaian kesiapan dalam mengimplementasi smart city ini berdasarkan dari metode oleh Citiasia Center for Smart Nation (CCSN) yaitu metode smart readiness yang memiliki tiga parameter utama yaitu enabler, driver, dan mediator. Analisis berfokus pada elemen driver berdasarkan dari indikator-indikator struktur, infrastruktur, dan suprastruktur. Analisis ini dilakukan pada daerah di Bali, yaitu Kabupaten Karangasem. Data-data yang digunakan pada analisis ini didapatkan langsung dari Pemkab Karangasem lewat wawancara dan observasi langsung. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada data-data dan informasi yang didapatkan tersebut, tingkat Kesiapan Daerah Karangasem dalam mempersiapkan kota pintar sebesar 75% dalam indeks kesiapan smart city ini berarti berada pada tingkat ke-3 yaitu scattered, yang artinya Lingkungan yang lebih baik, layanan berbasis TIK yang direncanakan dengan baik.]]>
