Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, menghadapi tantangan dalam pengelolaan limbah rumah tangga, terutama minyak goreng bekas. Minyak goreng yang tinggi penggunaannya dalam masakan Indonesia menghasilkan limbah yang signifikan, diperkirakan mencapai jutaan liter per bulan. Namun, kesadaran masyarakat tentang penanganan minyak goreng bekas masih rendah, sering kali dibuang sembarangan, mencemari saluran air dan tanah, serta menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan. Di Surabaya, kelurahan Klampis Ngasem, khususnya RW 9, menghadapi masalah serupa, terutama karena tingginya jumlah usaha kuliner yang menghasilkan limbah minyak jelantah. Program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur bertujuan mengatasi masalah ini dengan mengolah minyak jelantah menjadi sabun. Program ini meliputi penyuluhan mengenai bahaya pembuangan minyak goreng bekas, demonstrasi pembuatan sabun dari minyak jelantah, serta pelatihan kepada ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM di lingkungan tersebut. Proses pembuatan sabun melibatkan pemurnian minyak dengan karbon aktif, saponifikasi menggunakan natrium hidroksida, dan pembuatan sabun padat atau cair. Program ini berhasil meningkatkan kesadaran lingkungan, keterampilan praktis, serta menciptakan peluang ekonomi baru dengan produk sabun. Dengan mengolah limbah minyak jelantah, program ini membantu mengurangi pencemaran, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan memperkuat ekonomi lokal.