Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa mendapatkan paparan sinar matahari yang signifikan sepanjang tahun, yang menjadikan risiko kanker kulit tinggi di negara ini. Salah satu jenis kanker yang paling umum di Indonesia adalah kanker kulit. Terdapat 6170 kasus kanker kulit non-melanoma dan 1392 kasus kanker kulit melanoma pada tahun 2018. Studi ini bertujuan mengkaji hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap penggunaan tabir surya. Metode yang digunakan dalam studi adalah naratif riview dengan membandingkan data dari beberapa jurnal yang relevan. Dari total 2.134 artikel yang ditemukan melalui Google Scholar, Semantic Scholar, dan PubMed, 1004 artikel dieliminasi karena tidak sesuai berdasarkan judul dan abstrak, 977 artikel dikeluarkan karena memenuhi kriteria eksklusi, dan 146 artikel tidak memenuhi kriteria inklusi. Akhirnya, 7 artikel dipilih untuk tinjauan literatur ini. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya sinar matahari dan manfaat tabir surya, namun perilaku penggunaan tabir surya tidak selalu konsisten. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku penggunaan tabir surya pada mahasiswa. Meskipun pengetahuan dan sikap yang baik, konsistensi penggunaan tabir surya masih menjadi tantangan. Upaya edukasi melalui kampanye kesehatan dan akses informasi yang lebih mudah diperlukan untuk meningkatkan perilaku penggunaan tabir surya secara konsisten di kalangan mahasiswa. Penelitian ini penting dalam konteks upaya pencegahan kanker kulit, sekaligus memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi edukasi kesehatan yang lebih efektif.